Perbandingan Nilai Faktor Multiplikasi dan Densitas Daya Pada PWR Berbahan Bakar Th (U-233)N, Th(U-233)C, Dan Th(U-233)O2 Menggunakan Kode SRAC-COREBN 2D
Abstract
Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya
hingga mencapai lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2020. Peningkatan penduduk
mengakibatkan kebutuhan listrik juga meningkat. Energi listrik Indonesia sebagian
besar masih bertumpu pada pembangkit listrik bahan bakar batu bara. Penggunaan
batu bara dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dapat
digunakan sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Penelitian ini bertujuan melakukan perbandingan bahan bakar Th(U-233)N,
Th(U-233)C, dan Th(U-233)O2 pada reaktor PWR menggunakan kode SRAC-
COREBN selama waktu operasi 10 tahun. Desain reaktor yang digunakan adalah
desain reaktor tanpa pengisian ulang bahan bakar selama waktu operasi 10 tahun
berdaya 300 MWth, diameter teras aktif 300 cm dan tinggi teras aktif 300 cm.
Program yang digunakan adalah SRAC versi 2006 dan COREBN geometri 2
dimensi dengan library data JENDL-4.0 dan menggunakan sistem operasi Linux
Ubuntu.
Penelitian menggunakan parameter perhitungan neutronik untuk
mendapatkan komposisi bahan bakar yang sesuai pada desain reaktor yang optimal.
Perhitungan neutronik terdiri dari perhitungan tiap sel bahan bakar (perhitungan
PIJ) dan dilanjutkan perhitungan teras reaktor (perhitungan COREBN). Penentuan
material bahan bakar terdiri dari perhitungan konfigurasi teras homogen,
perhitungan teras heterogen dan penambahan Pa-231. Selanjutnya, optimasi
dilakukan dengan variasi fraksi volume bahan bakar.
Perhitungan konfigurasi teras homogen pada Th(U-233)N, Th(U-233)C,
dan Th(U-233)O2 menghasilkan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 paling landai pada persentase pengayaan
5%. Nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 yang dihasilkan pada Th(U-233)N lebih kecil yaitu 1,351451
dibandingkan Th(U-233)C dan Th(U-233)O2 yang bernilai 1,364487 dan 1,408280.
Selanjutnya, perhitungan konfigurasi teras heterogen menghasilkan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓
paling landai pada persentase F1 4%, F2 5% dan F3 6% untuk ketiga bahan bakar.
Perhitungan konfigurasi teras homogen dan heterogen Th(U-233)N menghasilkan
nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 dan excess reactivity lebih kecil dibandingkan lainnya. Namun nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓
dan excess reactivity yang dihasilkan ketiga bahan bakar masih cukup tinggi
sehingga diperlukan penambahan Pa-231. Penambahan Pa-231 mulai dari 1%
sampai 3% dengan kenaikan 0,2%. Penambahan Pa-231 sebesar 2,8% pada ketiga
bahan bakar menghasilkan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 paling landai dan excess reactivity paling
kecil. Th(U-233)N menghasilkan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 dan excess reactivity paling kecil
dibandingkan dengan Th(U-233)C dan Th(U-233)O2. Selanjutnya, dilakukan optimasi pada Th(U-233)N dengan persentase bahan bakar F1 4%, F2 5% dan F3
6% dan penambahan Pa 2,8%.
Optimasi pada Th(U-233)N dilakukan dengan perhitungan variasi fraksi
volume bahan bakar mulai dari 61% sampai 65% dengan kenaikan 1%. Fraksi
volume bahan bakar 61% menghasilkan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 maksimum 1,0163064 dan
excess reactivity maksimum 1,60%. Perbandingan bahan bakar pada desain optimal
reaktor PWR dihasilkan pada Th(U-233)N selama waktu operasi 10 tahun pada
persentase F1 4%, F2 5% dan F3 6% dengan penambahan Pa 2,8% menggunakan
fraksi volume bahan bakar 61%. Densitas daya maksimum yang dihasilkan adalah
106,61 Watt/cc dengan persebaran daya merata secara arah radial maupun arah
aksial. Distribusi daya yang dihasilkan pada kondisi EOL (End of Life) menurun
dibandingkan pada kondisi BOL (Beginning of Life) disebabkan nilai 𝑘𝑒𝑓𝑓 yang
semakin lama semakin rendah.