Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antelmintik Ekstrak Metanol Daun Elaeocarpus grandiflorus dan Akar Tabernaemontana divaricata terhadap Caenorhabditis elegans
Abstract
Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia masih tergolong tinggi. Kondisi
lingkungan memiliki pengaruh pada tingginya prevalensi infeksi kecacingan.
Meskipun untuk saat ini penggunaan obat antelmintik masih mampu mengatasi
masalah infeksi kecacingan, telah dilaporkan beberapa kasus resistensi dan
penurunan efisiensi obat antelmintik pada cacing. Hal ini yang mendasari
dilakukannya penelitian penemuan senyawa antelmintik terbaru berbahan dasar
alam. Di antara beberapa bahan alam yang memiliki aktivitas antelmintik, daun
anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus) dan akar mondokaki
(Tabernaemontana divaricata) diduga memiliki potensi untuk pengembangan
senyawa antelmintik terbaru.
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, pada penelitian ini
dilakukan skrining fitokimia pada ekstrak metanol daun anyang-anyang dan akar
mondokaki untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang diketahui
memiliki aktivitas antelmintik, seperti senyawa golongan alkaloid, terpenoid, dan
polifenol. Skrining dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Selain
itu, ekstrak metanol diuji untuk mengetahui aktivitas antelmintik dengan
menggunakan metode mikrodilusi. Hasil pengujian pada penelitian ini berupa
persen kematian cacing yang disebabkan oleh ekstrak metanol. Pada penelitian ini
juga digunakan DMSO 2% sebagai kontrol negatif dan ivermektin sebagai kontrol
positif.
Hasil skrining fitokimia pada ekstrak metanol daun anyang-anyang dan akar
mondokaki menunjukkan terkandungnya senyawa golongan alkaloid, terpenoid,
dan polifenol pada sampel ekstrak metanol daun anyang-anyang dan akar
mondokaki. Hasil pengujian aktivitas antelmintik adalah persen kematian cacing
Caenorhabditis elegans. Semakin tinggi persentase kematian cacing, maka semakin
viii
tinggi potensi aktivitas antelmintik yang terkandung di dalam sampel. Pada
pengujian ini, dihasilkan persen kematian cacing ekstrak metanol daun anyanganyang dan akar mondokaki secara berurutan sebesar (24,17 ± 6,25)% dan (13,34
± 3,14)%.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]