Kajian Psikoanalisis dalam Video Klip Winter Song (Analisis Fase Simbolik Tokoh Isyana)
Abstract
Video klip merupakan film pendek yang memiliki cerita yang padat dan kesatuan makna dari potongan-potongan gambarnya. Video klip juga merupakan penghubung antara lagu dari seorang penyanyi atau grup dengan tampilan visual sehingga mampu membangun cerita dan karakter didalamnya. Seperti film, video klip juga dapat dianalisis menggunakan unsur naratif, mise en scene dan psikoanalisis. Video klip Winter Song memaparkan tentang kehidupan Isyana sebagaimana manusia juga mengalami masalah yang membuat dirinya merasa terpuruk, sedih dan kecewa dan ketika manusia membutuhkan jeda untuk beristirahat dalam kesendirian, Isyana menemukan kembali kepercayaan dirinya melalui lima karakter yakni si calm, si jenaka, si tegas, si depresi dan si amarah yang mempresentasikan diri Isyana.
Penelitian ini didasarkan pada unsur-unsur pembentuk film serta makna yang terdapat pada video klip. Penulis menggunakan unsur naratif dan mise en scene untuk mengkaji kondisi psikologi tokoh Isyana, dan menggunakan teori psikoanalisis Jacques Lacan untuk membedah makna kekurangan (lack) yang terdapat dalam video klip tersebut. Penggunaan teori Jacques Lacan pada penelitian ini hanya berfokus pada fase the symbolic atau fase simbolik, tanpa mengabaikan pembahasan fase lainnya yaitu fase the imaginary atau the real.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi psikologi tokoh dapat diketahui melalui mise en scene, unsur naratif dan adegan yang diperankan pada video klip tersebut. Isyana mengalami fase dimana dirinya merasa terpuruk karena tidak terpenuhinya keinginan atas perubahan sikap Revaldo sehingga berujung pada perpisahan. Isyana kesepian dan tenggelam dalam bayang- bayang masa lalu kekasihnya, setelah itu bertemu dengan kelima karakter yang membantunya melewati masa keterpurukan dan kesepiannya. Ketika Isyana memasuki fase
simbolik terikat dengan permainan bahasa dalam menyampaikan keinginannya. Hal ini membuat manusia selalu merasakan kekurangan (lack) dalam dirinya sehingga manusia memiliki keinginan untuk kembali menjadi utuh seperti fase real.