Peningkatan Partisipasi Pasukan Perempuan Republik Indonesia pada Misi Perdamaian PBB di Lebanon UNIFIL
Abstract
Studi ini menuliskan tentang alasan Pemerintah Indonesia meningkatkan partisipasi jumlah pasukan perempuannya pada Misi Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL). Dalam proses analisisnya, peneliti menggunakan teori sistem dari David Easton yang dikerangkai oleh perspektif feminisme liberal. Penelitian ini ditulis menggunakan metode kualitatif dengan data primer yang diperoleh melalui metode wawancara dan data sekunder dari metode studi pustaka. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa keputusan Pemerintah Indonesia meningkatkan partisipasi pasukan perempuannya pada misi UNIFIL dipengaruhi oleh faktor input dan faktor sistem politik Indonesia. Faktor input terdiri dari tuntutan dan dukungan. Tuntutan dari PBB melalui kebijakan, peraturan, dan kesepakatan internasional yang bersifat mengikat. Dukungan terhadap tuntutan diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan organisasi sosial di Indonesia. Sementara faktor sistem politik yang mempengaruhi adalah Menteri Luar Negeri dan Kementerian Luar Negeri RI selaku otoritas yang berwenang mengolah input menjadi output kebijakan peningkatan partisipasi pasukan perempuan pada misi UNIFIL. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebijakan ini dibuat sebagai bentuk dan langkah nyata pelaksanaan komitmen Indonesia dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam agenda pemeliharaan perdamaian dunia.