Perilaku Kreatif dan Inovatif Petani Kopi di Lerek Gombengsari Banyuwangi
Abstract
Kurangnya ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengolah kopi pasca
panen serta minimnya system pemasaran membuat sebagian besar petani kopi
hanya melakukan tanam, panen lalu bijinya di jual kepada tengkulak yang pada
akhirnya orang lain yang mengolah biji kopinya. Harga jual kopi di pihak petani
sangat rendah yaitu sebesar Rp17.000,00/kg hingga Rp18.000,00/kg. Hal ini tidak
sesuai dengan pendapatan yang seharusnya petani peroleh dari hasil menunggu
pohon kopi berbunga hingga masa pasca panen kopi, padahal warga Gombengsari
sebagian besar menggantungkan hidupnya dari kebun kopi. Adanya kondisi
tersebut mendorong beberapa petani kopi untuk berpikir serta bertindak
bagaimana cara meningkatkan nilai jual kopi yaitu dengan cara mengolah dan
memasarkan sendiri hasil panen kopi serta membuka agrowisata tracking bagi
wisatawan lokal maupun wisatawan luar negeri.
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan perilaku kreatif dan inovatif
petani kopi di Lerek Gombengsari Banyuwangi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Dusun Lerek Kelurahan
Gombengsari Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Informan utama
dalam penelitian ini adalah ketua kelompok petani kopi dan dua orang dari
anggota kelompok petani kopi. Sedangkan untuk informan pendukung dalam
penelitian ini adalah konsumen dan wisatawan yang berkunjung di Lerek
Gombengsari. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pemaparan data,
dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kreatif petani kopi di Lerek
Gombengsari Banyuwangi meliputi; a) dengan dibukanya agrowisata tracking perkebunan kopi merupakan sebuah paket wisata mengenai edukasi dari proses
penanaman hingga sampai pada tahap kopi itu bisa sampai diminum, dan 2)
peningkatan pemasaran produk kopi Lerek Gombengsari Banyuwangi agar lebih
dikenal oleh masyarakat, baik masyarakat lokal maupun luar negeri. Sedangkan
untuk perilaku inovatif petani kopi di Lerek Gombengsari Banyuwangi meliputi
varian produk kopi Lerek Gombengsari yang banyak diminati oleh masyarakat
baik wisatawan lokal maupun wisatawan luar negeri yang meliputi kopi robusta
dengan jenis robusta konoga, excels, lanang dan kopi luwak yang dihasilkan oleh
luwak liar di perkebunan. Sedangkan untuk kopi arabika, para petani kopi Dusun
Lerek Desa Gombengsari menerima pemasok dari Licin di lereng gunug ijen yang
dikemas dalam ukuran 200 gram.
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini yaitu bagi
pihak petani kopi di Lerek Gombengsari Banyuwangi, hendaknya untuk lebih
meningkatkan kualitas dan variasi produk kopi yang dihasilkan agar dapat lebih
menarik minat masyarakat. Selain itu, untuk dapat menyediakan kendaraan khusus
membawa wisatawan untuk menuju Lerek Gombengsari. Dan juga untuk terus
meningkatkan pemasaran hasil pengolahan kopi sampai ke berbagai daerah. Bagi
pihak Pemerintah Daerah, Hendaknya untuk terus turut mendukung upaya para
petani di Lerek Gombengsari Banyuwangi dalam melakukan pembaharuan hasil
olahan kopi dan upaya membuka agrowisata tracking. Dan bagi
konsumen/wisatawan, hendaknya untuk sering mengunjungi dan membeli kopi di
Lerek Gombengsari Banyuwangi serta memberikan saran dan masukan kepada
pihak petani kopi di Lerek Gombengsari Banyuwangi guna memajukan
pembaharuan pengolahan hasil produksi dan agrowisata tracking.