Perbandingan Efektivitas Terapi NSAID Oral dengan Proloterapi pada Osteoartritis Lutut
Abstract
Osteoartritis (OA) menempati urutan kedua Western World sebagai penyebab ketidakmampuan fisik. Research on Osteoarthritis or Osteoporosis Against Disability (ROAD) menyatakan OA lutut secara signifikan berkaitan dengan timbulnya nyeri dan cacat fungsional fisik. Manifestasi klinis OA lutut yaitu nyeri, kekakuan, kelemahan, dan pembengkakan sendi. Di Indonesia, OA merupakan radang sendi yang banyak ditemui. Non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) adalah terapi farmakologik lini pertama OA. Padahal, obat golongan NSAID diketahui memiliki 85% risiko efek samping pada saluran pencernaan, 40% risiko komplikasi kardiovaskular, dan kemungkinan terjadinya acute kidney injury meningkat lebih dari 50% pada orang yang terpapar NSAID. Sementara itu, proloterapi merupakan modalitas terapi OA nonbedah yang bersifat regeneratif. Proloterapi berpeluang menjadi metode pengobatan yang lebih menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas hasil terapi NSAID oral dengan proloterapi pada pasien OA lutut berdasarkan gambaran klinis yang dinilai menggunakan instrumen The Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index (WOMAC).
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross sectional. Terdapat tiga lokasi penelitian yakni Rumah Sakit (RS) Jember Klinik, RSUD Balung, dan Klinik Harapan Mulya Kertonegoro Jenggawah. Dari 75 jumlah populasi, 23 pasien OA lutut derajat ringan – sedang yang memenuhi kriteria kelayakan dibagi menjadi dua kelompok dengan rincian 15 sampel mendapat proloterapi dan 8 lainnya mengonsumsi NSAID oral. Kelompok pasien NSAID oral berjumlah lebih sedikit karena populasi lainnya mendapat intervensi rehabilitasi medik dengan atau tanpa injeksi non-proloterapi.
Hasil interpretasi skor WOMAC pada masing-masing sampel dengan proloterapi menunjukkan tidak adanya gejala klinis berat atau sangat berat. Sejumlah 13 sampel (86,6%) memiliki interpretasi WOMAC ringan sedangkan 2 lainnya (13,3%) sedang. Pada masing-masing sampel dengan NSAID oral, interpretasi skor WOMAC yang diperoleh cukup beragam. Sejumlah 3 sampel (37,5% ) memiliki derajat skor WOMAC ringan, 3 (37,5%) sedang, dan 2 lainnya (25%) berat. Data skor WOMAC pada penelitian ini menunjukkan rata-rata kelompok proloterapi 12,4 11,7, sedangkan kelompok NSAID oral 34,75 17,6. Uji non-parametrik Mann Whitney digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan kedua kelompok. Uji tersebut menampilkan nilai p value sebesar 0,001 (p, <0,05). Maka, hipotesis penelitian ini diterima atau memiliki kesimpulan proloterapi lebih efektif dibandingkan NSAID oral pada pasien OA lutut.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]