Show simple item record

dc.contributor.authorROHMAH, Lia Mabda’ur
dc.date.accessioned2022-08-03T07:00:22Z
dc.date.available2022-08-03T07:00:22Z
dc.date.issued2022-04-08
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108660
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 3 Agustus 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractBerpikir kritis merupakan salah satu kompetensi matematika yang harus dicapai. Seseorang yang berpikir kritis selalu berhati-hati ketika menerima informasi dan dapat membuat keputusan berdasarkan bukti. Terdapat dua komponen seseorang ketika berpikir kritis yakni keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis. Disposisi berpikir kritis merupakan sikap atau perilaku yang mendorong seseorang untuk berpikir kritis. Terdapat tujuh indikator disposisi berpikir kritis yaitu truth seeking (pencarian kebenaran), open mindedness (berpikiran terbuka), systematicity (sistematis), analycity (analitis), inquisitiveness (rasa ingin tahu), self confidence (percaya diri), dan maturity of judgement (kematangan untuk mengambil keputusan). Disposisi berpikir kritis seseorang dapat dilihat ketika mengerjakan soal dengan tipe PWCI (Problems With Contradictory Information). Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan disposisi berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar dengan tipe soal PWCI (Problems With Contradictory Information). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 11 Jember. Kriteria pengambilan subjek adalah siswa yang menyadari adanya kesalahan pada soal, yang merupakan ciri-ciri dari truth-seeking. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan soal observasi tahap 1 dan 2 kepada seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 11 Jember melalui link google form, lalu memberikan soal tes disposisi berpikir kritis kepada 8 siswa yang menyadari kesalahan soal, selanjutnya terdapat tiga siswa yang memiliki jawaban yang konsisten, artinya siswa menyadari adanya kesalahan pada soal sampai pemberian soal tahap 2. Selanjutnya dilakukan wawancara kepada tiga siswa tersebut untuk mengetahui lebih dalam bagaimana disposisi berpikir kritis siswa ketika dihadapkan dengan soal tipe PWCI. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh siswa pertama mampu memenuhi enam dari tujuh indikator. Indikator yang mampu terpenuhi yaitu truth seeking (pencarian kebenaran), open mindedness (berpikiran terbuka), systematicity (sistematis), analycity (analitis), self confidence (percaya diri), dan maturity of judgement (kematangan untuk mengambil keputusan). Indikator yang tidak terpenuhi yaitu inquisitiveness (rasa ingin tahu). Siswa pertama tidak menunjukkan dua dari empat ciri-ciri indikator truth seeking (pencarian kebenaran) dan tidak mampu menunjukkan satu dari tiga ciri-ciri indikator open mindedness (berpikiran terbuka). Siswa kedua mampu memenuhi ketujuh indikator disposisi berpikir kritis yaitu truth seeking (pencarian kebenaran), open mindedness (berpikiran terbuka), systematicity (sistematis), analycity (analitis), inquisitiveness (rasa ingin tahu), self confidence (percaya diri), dan maturity of judgement (kematangan untuk mengambil keputusan). Siswa kedua mampu menunjukkan seluruh ciri-ciri sesuai indikator disposisi berpikir kritis. Siswa kedua juga mampu mengerjakan soal dengan tepat dan hasil analisisnya jelas. Selanjutnya siswa ketiga mampu memenuhi ketujuh indikator disposisi berpikir kritis yaitu truth seeking (pencarian kebenaran), open mindedness (berpikiran terbuka), systematicity (sistematis), analycity (analitis), inquisitiveness (rasa ingin tahu), self confidence (percaya diri), dan maturity of judgement (kematangan untuk mengambil keputusan). Namun, siswa ketiga tidak mampu menunjukkan satu dari empat ciri-ciri truth seeking (pencarian kebenaran) dan hanya menunjukkan tiga dari lima ciri-ciri pada indikator inquisitiveness (rasa ingin tahu). Meskipun terdapat kesalahan perhitungan pada hasil jawaban soal tes siswa ketiga, namun kegigihan dan semangatnya dapat terlihat ketika menyelesaikan soal dan saat wawancara sehingga siswa ketiga dapat memenuhi ketujuh indikator disposisi berpikir kritis. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang truth-seeking memiliki disposisi berpikir kritis yang baik, sedangkan siswa yang tidak truth-seeking tidak memiliki disposisi berpikir kritis yang baik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikanen_US
dc.subjectBERPIKIR KRITISen_US
dc.subjectPROBLEMS WITH CONTRADICTORY INFORMATIONen_US
dc.subjectBANGUN RUANG SISI DATARen_US
dc.subjectPENDIDIKAN MATEMATIKAen_US
dc.titleAnalisis Disposisi Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar dengan Tipe Soal PWCI (Problems With Contradictory Information)en_US
dc.typeOtheren_US
dc.mentor1.mentor1Dr. Abi Suwito, S.Pd., M.Pd.en_US
dc.mentor2.mentor2Lela Nur Safrida, M.Pd.en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record