Show simple item record

dc.contributor.authorPRAMESTI, Rahajeng Kusuma
dc.date.accessioned2022-07-19T07:14:00Z
dc.date.available2022-07-19T07:14:00Z
dc.date.issued2021-07-30
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108551
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tanggal 19 Juli 2022en_US
dc.description.abstractDebit pada DAS Deluwang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk irigasi dan kehidupan sehari-hari. Tetapi, saat ini kondisi DAS Deluwang telah mengalami perubahan tata guna lahan dari kawasan non terbangun menjadi kawasan terbangun. Penggunaan lahan pada DAS Deluwang yang sebagian besar berupa lahan pertanian dan hutan dari waktu ke waktu mulai mengalami perubahan. Hal itu dapat menyebabkan perubahan karakteristik hidrologi pada DAS Deluwang. Dapat dibuktikan dengan adanya beberapa fenomena yang terjadi di Kabupaten Situbondo dan Bondowoso, khususnya pada Daerah Aliran Sungai Deluwang. Tujuan penelitian ini antara lain untuk menghitung presentase perubahan tata guna lahan pada DAS Deluwang, menghitung keandalan pemodelan debit pada DAS Deluwang menggunakan HEC-HMS, dan menganalisis pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit pada DAS Deluwang. Penelitian dilakukan dengan analisis spasial menggunakan program ArcGIS 10.4 dan pemodelan debit dengan program HEC-HMS. Metode yang digunakan pada parameter loss yaitu SCS-CN, transform menggunakan SCS Unit Hydrograph, dan baseflow menggunakan constant monthly. Parameter-parameter yang didapat dari perhitungan kemudian dikalibrasi supaya mendapatkan hasil pemodelan yang baik. Proses kalibrasi menggunakan data debit dan curah hujan tahun 2006 yang kemudian divalidasi pada tahun 2009. Penilaian dampak perubahan tata guna lahan dilakukan dengan membandingkan debit maksimum hasil pemodelan dengan perubahan persentase hutan dan nilai Curve Number. Perubahan tata guna lahan DAS Deluwang dari tahun 2006 hingga tahun 2009 adalah persentase pemukiman meningkat sebesar 0,08%, persentase pertanian lahan kering berkurang sebesar 0,59%, persentase hutan tanaman berkurang sebesar 0,29%, persentase sawah berkurang sebesar 0,33%, persentase tanah terbuka meningkat sebanyak 1,24%, persentase hutan lahan kering sekunder menurun sebesar 1,33%, dan persentase semak belukar meningkat sebesar 0,33%. Pemodelan debit menggunakan program HEC-HMS pada tahun 2006 menghasilkan nilai NSE 0,622 dan validasi pada tahun 2009 sebesar -0,344 yang berarti hasil parameter kalibrasi tidak menghasilkan nilai validasi yang baik. Penurunan presentase hutan secara menyeluruh menyebabkan debit maksimum hasil pemodelan juga ikut meningkat. Hal ini karena penurunan vegetasi yang ada dapat mempengaruhi menurunnya penyerapan air dalam tanah sehingga air lebih banyak melimpas di permukaan. Karakteristik hidrologi setiap subdas berbeda-beda. Berdasarkan respon debit yang ada, subDAS Deluwang, Pakel, Penjalinan dan Banyuputih menghasilkan respon yang sama yaitu dengan menurunnya lahan hutan serta meningkatnya nilai CN maka debit maksimum mengalami kenaikan. Sedangkan pada subDAS Keluang, Tamankursi, dan Kalianan penurunan persentase lahan hutan serta meningkatnya nilai CN justru menyebabkan penurunan debit maksimum yang ada. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pola curah hujan tiap subDAS dimana terjadi penurunan curah hujan pada periode debit puncak yang sama pada ketiga subDAS tersebut dan penggunaan lahan yang hanya didominasi oleh hutan lahan kering sekunder dan semak belukar.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Ir. Wiwik Y. Widiarti S.T., M.T Dosen Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Entin Hidayah, M.UM.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectTata Guna Lahanen_US
dc.subjectHIDROLOGIen_US
dc.subjectDaerah Aliran Sungai (DAS)en_US
dc.titlePenilaian Dampak Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kinerja Hidrologi pada DAS Deluwang Menggunakan Model HEC-HMSen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record