Peran Seni Tari Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Kelompok B1 Di TK Arni Kabupaten Jember
Abstract
Seni tari mempunyai peranan sebagai media ekspresi, berfikir kreatif, mengembangkan bakat dan juga merupakan media komunikasi. Seni tari menjadi media yang sangat efektif untuk menampung dan mengontrol gerakan-gerakan anak. Anak diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengekspresikan gerak menurut ide mereka. Guru kelas B1 di TK Arni Kabupaten Jember menjelaskan bahwa terdapat anak yang mempunyai permasalahan dalam motorik kasarnya. Ditemukan beberapa anak yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar pada usianya, keterlambatan tersebut dapat dilihat ketika anak melakukan aktifitas fisik seperti dalam pembelajaran yang melibatkan aktifitas fisik, senam, bermain, olaharaga, dan dalam ekstrakurikuler seni tari. Oleh karena itu penelitian ini akan menjawab rumusan masalah yaitu bagaimanakah peran seni tari terhadap perkembangan motorik kasar anak B1 di TK Arni Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2021/2022. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai peran seni tari dalam upaya mengembangkan motorik kasar anak di kelompok B1 TK Arni Kabupaten Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022 di TK Arni
Kabupaten Jember. Subjek yang akan diteliti adalah anak kelompok B1 yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari yaitu 10 anak. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Terdapat empat langkah dalam melakukan analisis data yang telah diperoleh selama penelitian yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengenai peran seni tari pada kelompok B1 di TK Arni Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember menemukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan dengan langkah-langkah (1) mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk menari, (2) pemanasan, (3) guru menyampaikan tema tari, (4) menstimulasi anak-anak melalui kegiatan bercerita dan mengamati lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide gerakan (kupu-kupu terbang, burung terbang, dan sebaginya), (5) memberikan contoh gerakan kepada anak sesuai dengan tema tari hari itu. Dari kegiatan tersebut anak-anak memiliki macammacam ide yang dituangkan dalam gerakan tari dan ada juga yang menari sesuai dengan imajinasinya. Bentuk tari yang diajarkan kepada anak tidak sepenuhnya sesuai dengan STPPA usia 5-6 tahun, seperti pada tari jaranan anak dipertontonkan video tari jaranan yang sedang melakukan atraksi memutarmutarkan kepala serta berjungkir balik sehingga anak-anak meniru gerakan tersebut dan tarian yang diberikan kepada anak secara penuh sehingga membuat perkembangan anak tidak berkembang dengan optimal. Seharusnya dalam STTPA usia 5-6 tahun anak hanya melakukan gerakan sederhana menggelengkan kepala kesamping kanan dan kiri, menggerakkan tangan kedepan, kebelakang, keatas dan kebawah, menghentakkan kaki ketanah, menggerakkan kaki kedepan dan kebelakang, seimbang berdiri dengan satu kaki. Namun setelah ekstrakurikuler tari diperbaiki dalam pelaksanaannya dengan mencontohkan gerakan tari dari lingkungan sekitar, benda yang sering anak jumpai, dan tidak menarikan tarian tersebut secara penuh namun dibagi menjadi beberapa sesi peran seni tari terhadap perkembangan motorik anak kelompok B1 Di TK ARNI Kabupaten Jember berjalan baik. Sebagai saran penguat, guru sebaiknya menyesuaikan gerakan tari dengan STPPA anak usia 5-6 tahun. Sehingga kegiatan tari dapat diikuti anak dan dapat
menstimulasi kemampuan motorik kasar anak lebih berkembang optimal.