Strategi Implementasi Quality Assurance dengan Pendekatan PDSA pada Puskesmas Percontohan di Kabupaten Situbondo
Abstract
Quality Assurance dalam pelayanan kesehatan merupakan satuan kegiatan untuk menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan mutu pelayanan secara simultan yang diawali dengan perencanaan yang tepat dilanjutkan dengan pelaksanaan, pemantauan, pengendalian dan penilaian serta didukung dengan upaya peningkatan mutu. Dibutuhkan komitmen manajemen, kepemimpinan, pengorganisasian mutu serta budaya mutu untuk mendukung penyelenggaran mutu di puskesmas. Quality Assurance salah satunya dapat dinilai dengan pendekatan siklus PDSA (Plan, Do, Study, Action) yaitu pendekatan ilmiah untuk menguji perubahan dan perbaikan dengan menerapkan 4 langkah yaitu plan (Perencanaan), do (Pelaksanaan), study (pemantauan), dan action (tindak lanjut perbaikan) berkesinambungan yang memacu roda mutu selalu berputar ke arah yang lebih baik. Hasil studi pendahuluan diketahui selama 2 tahun terakhir tidak dilakukan pembinaan secara terpadu oleh Dinas Kesehatan kepada pihak puskesmas yang seharusnya dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali. Berdasarkan hal tersebut maka dilalukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa strategi implementasi Quality Assurance dengan pendekatan PDSA pada puskesmas percontohan di Kabupaten Situbondo.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tempat penelitian adalah Puskesmas Asembagus yang merupakan puskesmas percontohan di Kabupaten Situbondo. Informan penelitian adalah tim mutu Puskesmas Asembagus yang berjumlah 6 orang. Analisis dilakukan berdasarkan hasil wawancara terstruktur dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan komitmen manajemen yang dilakukan yaitu melalui pengelolaan indikator mutu, yang terdiri dari indikator nasional mutu (INM); indikator mutu prioritas puskesmas (IMPP); indikator keselamatan pasien (IKP); dan indikator PPI. Kepemimpinan mutu yang dilakukan yaitu melalui pengelolaan rencana kerja, RUK & RPK mutu. Pengorganisasian mutu dalam hal indikator susunan tim mutu telah sesuai dengan pedoman tata kelola mutu, namun berbanding terbalik dengan mayoritas uraian tugas tim mutu yang tidak sesuai dengan pedoman yang ada. Meskipun demikian tim mutu telah melakukan uraian tugas yang tidak tertulis dengan mengacu dan menyesuaikan pada pedoman yang berlaku. Budaya mutu telah memenuhi kategori baik dengan menerapkan 10 karakteristik lingkungan kerja dengan budaya mutu.
Kesimpulan penelitian ini adalah komitmen manajemen, kepemimpinan mutu, pengorganisasian mutu, dan penerapan budaya mutu menjadi dukungan penting dalam strategi implementasi Quality Assurance di Puskesmas Asembagus yang tergambar dalam siklus PDSA.
Rekomendasi utama bagi Puskesmas Asembagus yaitu secara simultan memperbaiki sistem manajemen mutu puskesmas dengan menekankan pada proses perencanaan mutu, melakukan kaji ulang dan atau merevisi kebijakan dan standar mutu sesuai dengan pedoman yang berlaku, serta secara berkesinambungan melakukan perbaikan dan peningkatan mutu program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo yaitu merevisi SK Struktur Organisasi Puskesmas dengan menyesuaikan pedoman yang berlaku; memperjelas letak dan posisi tim K3 yang nantinya akan dijadikan acuan bagi puskesmas.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]