Penerapan Analytical Hierarchy Process dalam Penentuan Tingkat Kelayakan Lokasi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) (Studi Kasus Bank Syariah Indonesia Jember)
Abstract
Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan bank syariah baru hasil merger tiga bank syariah yang memerlukan pengembangan untuk memaksimalkan kelayakan lokasi Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Penempatan lokasi ATM yang layak merupakan salah satu cara untuk menambah transaksi dan menjangkau nasabah, sehingga dapat memberikan keuntungan pada bank. Penelitian ini dilakukan untuk membantu BSI Kabupaten Jember dalam menentukan tingkat kelayakan 10 (sepuluh) lokasi ATM yang sudah dimiliki berdasarkan beberapa kriteria yang telah dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil perankingan kelayakan lokasi ATM BSI. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan peringkat suatu alternatif keputusan yang terbaik dari beberapa kriteria yang harus dipenuhi atau dipertimbangkan. Pada penelitian ini digunakan 4 kriteria dan 10 alternatif. Kriteria tersebut yaitu jarak ATM dengan pusat keramaian (X1), jarak ATM dengan kantor keamanan (X2), jumlah penduduk (X3), dan jumlah ATM non BSI (X4), sedangkan alternatifnya adalah 10 lokasi ATM BSI. Penelitian ini memperoleh hasil perankingan kelayakan lokasi pendirian 10 ATM BSI, dengan ATM BSI KKAS UNMUH yang menempati peringkat pertama karena memiliki nilai paling besar yaitu 0,1674.