Perbandingan Ketahanan Tebu Transgenik Berbasis Teknik pathogen derived resistance dan RNA Interference terhadap Serangan Sugarcane Mosaic Virus (SCMV)
Abstract
Sugarcane mosaic virus (SCMV) merupakan penyebab penurunan produktivitas
dan pertumbuhan tebu di Indonesia. ketahanan tanaman tebu terhadap serangan
virus dapat dilakukan melalui transformasi genetik menggunakan teknik
pendekatan pathogen-derived resistance dan RNA interference. Tebu transgenik
PDR dan RNAi telah diperoleh dari penelitian sebelumnya yang mengkode gen
coat protein (Cp) dari SCMV untuk ketahanan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan kedua jenis tanaman transgenik melalui uji tular.
Konfirmasi keberadaan gen target Cp menggunakan polymerase chain reaction
(PCR) berukuran ±702 bp. Hasil pengamatan kemunculan gejala menunjukkan
bahwa gejala tampak pada transgenik PDR di 21 hari setelah inokulasi, sedangkan
transgenik RNAi tampak pada 26 hari setelah inokulasi. Persentase tanaman
transgenik yang terinfeksi yaitu 77% pada transgenik PDR dan 50% pada
transgenik RNAi. Analisis molekuler digunakan untuk validasi hasil dari
pengamatan visual meliputi RT-PCR dan western blot. Analisis RT-PCR
menggunakan konfirmasi gen nuclear inclusion b (Nib) untuk amplifikasi RNA
virus yang menginfeksi tanaman dengan ukuran pita cDNA ±483 bp. Gejala
tampak pada daun tebu kemudian dianalisis dengan western blot untuk melihat
ekspresi protein dengan ditunjukkan keberadaan pita protein berukuran ±37 kDa.
Berdasarkan data pengamatan visual dan data analisis molekuler dinyatakan telah
sesuai. Sehingga, dari hasil pengamatan pola sebaran mosaik dan masa inkubasi
virus setelah uji tular dapat disimpulkan bahwa tebu transgenik RNAi lebih tahan
dibandingkan transgenik PDR.
Kata kunci: Sugarcane mosaic virus (SCMV), pathogen-derived resistance, RNA
interferenc,resistensi virus, tebu transgenik
Collections
- MT-Biotechnology [8]