Ketahanan Pangan, Asupan Makanan dan Kejadian Stunting dengan Perkembangan Balita (Studi di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember)
Abstract
Indonesia merupakan negara terbesar ketiga prevalensi tertinggi di
regional Asia Tenggara. Kabupaten Jember merupakan satu dari 11 Kabupaten
prioritas penanganan stunting di Jawa Timur. Menurut studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti, dari 50 wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Jember,
wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe menjadi wilayah dengan prevalensi
tertinggi stunting pada tahun 2018. Adapun pada tahun 2019, prevalensi stunting
di wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe sebesar 29,35%. Stunting tidak hanya
berdampak pada kesehatan anak, memperbesar risiko terhadap penyakit infeksi
namun juga berdampak pada keterlambatan perkembangan. Oleh karena itu
diperlukan asupan gizi yang baik untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan otak terutama pada 2 tahun pertama setelah anak lahir karena
gangguan gizi di masa ini akan berdampak pada jumlah sel otak dan mielinisasi
yang tidak optimal serta tidak bisa dikejar pada pertumbuhan selanjutnya.
Perkembangan anak tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan dan status
gizi. Namun ada faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi perkembangan
anak yaitu ketahanan pangan.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sumberjambe
Jember (Desa Gunung Malang, Desa Sumberjambe, Desa Cumedak, Desa
Rowosari dan Desa Randuagung). Penelitian dilakukan pada April-Mei 2020.
Sampel penelitian berjumlah 76 responden. Sampel dalam penelitian ini yaitu
balita usia 24-59 bulan yang tinggal di Kecamatan Sumberjambe Kabupaten
Jember. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Analisis data
diolah menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi p<0,05
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa karakteristik balita yaitu usia
balita di Kecamatan Sumberjambe paling banyak berumur 24-36 bulan sebesar
42,1%, jenis kelamin sebagian besar perempuan sebesar 53,9%, sebagian besar
balita tidak memiliki riwayat BBLR sebesar 92,1% dan sebagian besar balita
tidak mengikuti PAUD sebesar 65,8%. Adapun berdasarkan karakteristik
keluarga, sebagian besar ibu balita berpendidikan dasar dengan persentase 67,1%
dan sebagian besar keluarga balita memiliki pendapatan dibawah UMK Jember
dengan persentase 90,8%. Perkembangan balita 24-59 sebagian besar tidak sesuai
sebesar 63,2%. Keluarga balita yang berada dalam kondisi rawan pangan sebesar
67,1%. Adapun berdasarkan asupan makanan, sebagian besar balita memiliki
asupan yang cukup pada asupan energi (61,8%), protein (93,4%), lemak (68,4)
dan zink (72,4%) dan sebagian besar memiliki asupan yang kurang pada asupan
karbohidrat (51,3) dan kalsium (68,4%). Adapun berdasarkan kejadian stunting,
balita yang mengalami stunting di Kecamatan Sumberjambe adalah sebesar
34,2%.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]