Pengaruh Pemberian Santan Yang Dipanaskan Secara Berulang Terhadap Kadar Kolesterol Darah Mencit Jantan
Abstract
Santan merupakan salah satu bahan baku utama dalam makanan tradisional
di Indonesia. Santan dihasilkan dari pemerasan daging kelapa dengan atau tanpa
penambahan air. Tingkat konsumsi santan di masyarakat tergolong tinggi namun
masyarakat memercayai bahwa kebiasaan mengonsumsi santan dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Santan memiliki kandungan asam
lemak jenuh yang tinggi. Asam lemak jenuh pada santan tergolong dalam asam
lemak jenuh rantai sedang (medium chain fatty acid). Asam lemak jenuh rantai
sedang ini dimetabolisme tubuh secara cepat dan tidak disimpan di jaringan lemak
dalam tubuh sehingga tidak meningkatkan kadar kolesterol. Selain itu, masyarakat
indonesia juga memiliki kebiasaan memanaskan makanan bersantan secara
berulang untuk meningkatkan umur simpan makanan. Proses pemanasan serta
pendinginan secara berulang dapat menyebabkan kandungan pati yang terkandung
di dalam santan berubah menjadi pati tahan cerna (resistant starch). Pati tahan cerna
ini tidak dapat dicerna oleh tubuh sehingga difermentasi oleh bakteri di dalam
sekum. Hasil dari proses fermentasi ini adalah terbentuknya gas dan asam lemak
jenuh rantai pendek (short chain fatty acid). Asam lemak jenuh rantai pendek yang
terbentuk adalah propionate. Propionate berperan dalam menghambat proses
sintesis kolesterol dengan menghambat enzim HMG-KoA reduktase.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian santan
yang dipanaskan secara berulang terhadap kadar kolesterol darah mencit jantan.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest randomized
control grup design. Pada penelitian ini 24 mencit akan dikelompokkan menjadi 4
kelompok yaitu kelompok K yang diberi aquadest, kelompok P1 yang diberi santan
tanpa pemanasan, kelompok P2 yang diberi santan yang dipanaskan sebanyak 2 kali
dan kelompok P3 yang diberi santan yang dipanaskan sebanyak 4 kali. Semua
perlakuan diberikan kepada mencit secara per oral selama 14 hari. Volume
aquadest dan santan yang diberikan sebayak 0,13 ml/20gBB. Pemeriksaan kadar
kolesterol menggunakan sampel darah mencit yang didapatkan dari bagian retro orbital mencit dan diukur menggunakan alat spektrofotometer.
Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan data kadar kolesterol
post-test. Analisis data menggunakan uji Shapiro-wilk sebagai uji normalitas dan
uji Levene sebagai uji homogenitas. Data yang didapatkan diuji lebih lanjut
menggunakan uji kruskall-walis. Hasil uji kruskall-walis menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada kelompok penelitian (p0,05). Hal ini menandakan
bahwa pemberian santan yang dipanaskan secara berulang tidak meningkatkan
kadar kolesterol darah.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]