dc.description.abstract | Karakterisasi longsor merupakan tindakan penting dalam mengetahui faktor
yang menyebabkan longsor, tingkat kerawanan longsor dan interaksi antar variabel
longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai masing-masing
variabel, faktor utama pemicu yang menyebabkan longsor, tingkat kerawanan
longsor dan interaksi antar variabel longsor dengan indeks kerawanan di lereng
pegunungan Argopuro-Hyang. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat
kerawanan longsor dengan identifikasi citra satelit google earth meliputi digitasi
titik longsor dan pengukuran longsoran; pengolahan data spasial meliputi overlay
dan processing DEM; groundcheck lapang meliputi pengambilan sampel dan
gambar. Analisis tanah di Laboratorium meliputi pengukuran % C-Organik tanah
metode kurmis, tekstur tanah metode pipet dan pH tanah metode pH meter.
Pengolahan data dengan analisis statistic parametrik meliputi uji analisis varian
(ANOVA) bertujuan untuk mengetahui tingkat berbedaan nilai variabel pemicu
longsor; uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui nilai
rata-rata tertinggi dari setiap variabel data; uji Principle Component Analysis(PCA)
untuk mengetahui faktor utama yang memicu longsor terjadi; Uji Korelasi, dan
Regresi untuk mengetahui besar pengaruh variabel utama terhadap indeks dan
tingkat hubungannya. Hasil Uji ANOVA dan uji lanjut DMRT menujukan Variabel
panjang, lebar, tinggi, fractal dimensi, periode memiliki nilai beda nyata tertinggi
pada formulasi hasil longsoran dan variabel kemiringan lereng, arah lereng, letak
landslide, jenis tanah, elevasi, jarak jalan, jatak sungai, serta penggunaan lahan
memiliki nilai berbeda nyata tertinggi pada formulasi variabel pemicu longsor.
Skoring dan pembobotan terhadap tujuh faktor utama pemicu longsor digunakan
untuk menghitung indeks kerawanan longsor. Skoring dilakukan menggunakan
rumus more is better dan less is better, sedangkan nilai bobot diperoleh melalui
Minimum Data Set. Tujuh faktor yaitu luas, Landslide Plan Shape (LPS), jarak
terhadap jalan, jenis tanah, kemiringan lereng, penggunaan lahan, dan arah lereng.
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa lereng gunung Argopuro-Hyang
mempunyai empat kelas kerawanan, yaitu kerawanan sangat rendah (< 0.204) pada
3 Sub DAS, kerawanan rendah (0.204-0.257) pada 24 Sub DAS, kerawanan sedang
(0.257-0.314) pada 10 Sub DAS, dan kerawanan tinggi (0.314-0.424) pada 2 Sub
DAS. Fraktal dimensi atau bentuk longsor memiliki bentuk yang semakin pipih
memanjang sepajang lereng pada tingkat kerawanan yang semakin tinggi. Usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi longsor dengan pengelolaan lereng
secara mekanis menggunakan teras dan kontur, serta secara vegetatif dengan pola
viii
tanam agroforestry 50 % tanaman keras dan 50 % tanaman budidaya. Uji korelasi
dan regresi menujukan jenis tanah memiliki nilai pengaruh tertinggi yaitu 34,6 %
dan berhubungan secara kuat, sedangkan variabel penggunaan lahan memiliki nilai
pengaruh terkecil yaitu 3,5 % dan berhunungan sangat lemah terhadap indeks
kerwanan longsor di lereng pegunungan Argopuro-Hyang. | en_US |