Show simple item record

dc.contributor.authorH.W, Dwi Shavira Putri
dc.date.accessioned2022-06-28T03:15:57Z
dc.date.available2022-06-28T03:15:57Z
dc.date.issued2021-07-01
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/108075
dc.description.abstractTaman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo. Taman Nasional Baluran merupakan sebuah kawasan hutan lindung, yang memiliki fungsi untuk melindungi kekayaan keanekaragaman flora, fauna, dan ekosistem yang lainnya. Tetapi di dalam kawasan Taman Nasional Baluran terdapat sebuah permukiman penduduk yang diberi nama Kampung Merak. Awalnya Kampung Merak merupakan sebuah lahan Hak Guna Usaha milik PT. Gunung Gumitir pada tahun 1975. PT. Gunung Gumitir bergerak dalam pengelolaan pohon turi, yang digunakan sebagai pemasok bahan baku pabrik kertas Basuki Rahmat, Kabupaten Banyuwangi. PT. Gumitir membawa sekitar 350 orang, berasal dari daerah Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, Madura, dan daerah lainnya, dimana mereka dijadikan sebagai pekerja perkebunan pohon turi milik PT. Gunung Gumitir. Pada tahun 2000 Hak Guna Usaha PT. Gunung Gumitir telah habis, dan PT. Gunung Gumitir harus menyerahkan lahan tersebut ke Taman Swaka Nasional. PT. Gunung Gumitir meninggalkan Kampung Merak begitu saja, tanpa pamit kepada masyarakat, dan tanpa meninggalkan pesangon. Setelah ditinggalkan oleh PT. Gunung Gumitir, dan tidak adanya kembali pengelolaan pohon turi. Hal tersebut membuat masyarakat melaksanakan sistem ekonominya didasarkan pada aspek culture yang telah ada di kehidupannya. Masyarakat hidup di kawasan yang sulit terjangkau, baik dari segi akses jalan, tidak adanya sarana dan prasarana fasilitas yang memadai. Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal, mereka dihadapkan dengan permasalahan tidak adanya kejelasan hak untuk tempat tinggal mereka. Tetapi secara administrasi, masyarakat memiliki Kartu Tanda Penduduk sebagai masyarakat Desa Sumberwaru. Hidup di kawasan yang sulit terjangkau, membuat masyarakat di Kampung Merak mengembangkan relasi sosial dengan sistem kekerabatan, yang digunakan untuk melakukan kerjasama dalam bidang usaha mereka, yang bisa membantu mereka hidup dengan sejahtera. Kesejahteraan yang dimaksudkan adalah masyarakat mampu mengakumulasikan modalnya untuk bisa tetap bertahan hidup di Kampung Merak, dan membawa hasilnya keluar Kampung Merak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Dimana dengan metode ini, penggalian data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi Partisipasi, wawancara mendalam (in-depth interview),dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Mekanisme Survive yang dikemukakan oleh James C.Scott. Alasan menggunakan teori ini adalah untuk membedah strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Merak. Hasil dari penelitian yaitu, dalam mengembangkan strategi bertahan hidup masyarakat mengembangkan pola-pola dalam kehidupan sehari-hari. Strategi tersebut digunakan dengan tujuan agar mereka mampu bertahan hidup di Kampung Merak. Strategi bertahan hidup yang mereka gunakan meliputi, strategi menghemat, strategi ini mereka gunakan dengan cara menghemat pengeluaran, dan mengganti kualitas makanan, menjadi kualitas makanan yang rendah. Strategi memanfaatkan pertanian dan perkebunan, dalam strategi ini masyarakat memanfaatkan lahan pertanian dan perkebunan mereka untuk mendapatkan penghasilan yang bisa digunakan memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat juga melakukan strategi beternak, yang dalam mayoritas melakukan aktivtas gaduhan sapi. Gaduhan sapi dijadikan sebagai lapangan pekerjaan, dengan hasil yang tidak begitu menguntungkan, masyarakat jadikan hasil dari bekerja sebagai penggaduh sapi dijadikan simpanan ekonomi mereka. Strategi alternatif subsisten, dalam strategi ini masyarakt mencari pekerjaan sampingan seperti membuka usaha toko, bekerja sebagai buruh, dan menjual serta megelola hasil sumber daya yang tersedia di hutan baluran. Meminjam uang sebagai alternatif bertahan hidup masyarakat di masa kesusahan dalam perekonomian, dilakukan oleh masyarakat terutama ibu rumah tangga pada saat berada di masa kesusahan dalam perekonomian. Ada juga sebagian bekerja sebagai nelayan dengan memanfaatkan sumber daya alam laut yang ada di sekitar Kampung Merak, strategi mendapatkan pendidikan yang layak, dengan cara bersekolah di luar Kampung Merak yang mayoritas bersekolah di pondok pesantrenen_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama: Baiq Lily Handayani S.Sos.M.Sosioen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politiken_US
dc.subjectHIDUP DALAM RUANG KETIDAKPASTIANen_US
dc.subjectKETERBATASANen_US
dc.subjectKAMPUNG MERAKen_US
dc.titleHidup dalam Ruang Ketidakpastian dan Keterbatasan (Kajian Masyarakat Enclave di Kampung Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo);en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record