Show simple item record

dc.contributor.authorSAPUTRA, Antonius Dwi
dc.date.accessioned2022-06-28T02:16:49Z
dc.date.available2022-06-28T02:16:49Z
dc.date.issued2021-04-12
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107949
dc.description.abstractStreptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi pneumococcal disease seperti pneumonia, sinusitis, otitis media, sepsis, dan meningitis. Hingga saat ini pneumonia akibat S. pneumoniae masih menjadi masalah kesehatan di dunia dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Vaksin pneumokokus yang direkomendasikan yakni PPV23 (23- Valent Pneumococcal Polyssacharide Vaccine) dan PCV13 (13-Valent Pneumococcal Conjugate Vaccine) masih belum efektif serta memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kandidat vaksin yang menjanjikan adalah vaksin berbasis epitope protein RrgB Streptococcus pneumoniae. Untuk membuktikan potensi vaksin tersebut pada penelitian ini dilakukan imunisasi secara intranasal 5 epitope protein RrgB pada tikus Wistar untuk mengetahui kemampuan vaksin dalam menginduksi sistem imun mukosa. Salah satu respon imunitas mukosa yang penting terhadap infeksi S. pneumoniae adalah β-defensin 2. Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental in vivo post-test only control group design dengan menggunakan 28 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan, dengan usia 12 – 16 minggu. Sampel secara acak dibagi menjadi 7 kelompok, K1 diimunisasi 40 μL PBS, K2 diimunisasi 2 μL CTB yang dilarutkan dalam 40 μL PBS dan K3 hingga K7 diberikan 2 μL CTB ditambah 20 µg lima jenis epitope protein RrgB S. pneumoniae berbeda yang dilarutkan dalam 40 μL PBS. Konsentrasi β defensin 2 diukur dengan menggunakan metode ELISA dan dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pada penelitian ini didapatkan rerata konsentrasi β-defensin 2 pada bilasan hidung tikus Wistar setelah tiga kali imunisasi intranasal secara berurutan epitope 1 sebesar 699,02 ± 31,31 pg/mL, adjuvan sebesar 650.23 ± 27.58 pg/mL, epitope 3 sebesar 640,71 ± 26,37 pg/mL, epitop 4 sebesar 633.05 ± 10.82 pg/mL, epitope 5 sebesar 631,47 ± 40,69 pg/mL, epitope 2 sebesar 613,94 ± 75,73 pg/mL, dan kontrol sebesar 396.19 ± 143.59 pg/mL. Hasil uji statistik Kruskall wallis didapatkan nilai p sebesar 0,018 (p<0,05) kemudian dilanjutkan uji Posthoc Mann Whitney menunjukan pemberian imunisasi intranasal epitope protein RrgB S. pneumoniae mampu meningkatkan konsentrasi β-defensin 2 pada mukosa hidung tikus Wistar secara sigifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Rerata konsentrasi β defensin 2 paling tinggi terjadi pada kelompok epitope 1 protein RrgB S. pneumoniae. Hasil ini menunjukan imunisasi intranasal epitope protein RrgB S. pneumoniae mampu meningkatkan konsentrasi β-defensin 2 dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan potensinya sebagai kandidat vaksin pneumokokus.en_US
dc.description.sponsorshipDr. dr. Diana Chusna Mufida, M.Kes. ; Dosen Pembimbing dr. Bagus Hermansyah, M.Biomeden_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectImunisasien_US
dc.subjectIntranasal Epitop Proteinen_US
dc.subjectRrgb Streptococcus Pneumoniaeen_US
dc.subjectKonsentrasi Βen_US
dc.subjectKonsentrasi Βen_US
dc.titlePengaruh Imunisasi Intranasal Epitop Protein Rrgb Streptococcus Pneumoniae Terhadap Konsentrasi Β – Defensin 2en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record