Pengaruh Imunisasi Intranasal Epitop Protein Rrgb Streptococcus Pneumoniae Terhadap Konsentrasi Β – Defensin 2
Abstract
Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit infeksi pneumococcal disease seperti pneumonia, sinusitis, otitis
media, sepsis, dan meningitis. Hingga saat ini pneumonia akibat S. pneumoniae
masih menjadi masalah kesehatan di dunia dengan angka morbiditas dan mortalitas
yang tinggi. Vaksin pneumokokus yang direkomendasikan yakni PPV23 (23-
Valent Pneumococcal Polyssacharide Vaccine) dan PCV13 (13-Valent
Pneumococcal Conjugate Vaccine) masih belum efektif serta memiliki beberapa
kekurangan. Salah satu kandidat vaksin yang menjanjikan adalah vaksin berbasis
epitope protein RrgB Streptococcus pneumoniae. Untuk membuktikan potensi
vaksin tersebut pada penelitian ini dilakukan imunisasi secara intranasal 5 epitope
protein RrgB pada tikus Wistar untuk mengetahui kemampuan vaksin dalam
menginduksi sistem imun mukosa. Salah satu respon imunitas mukosa yang penting
terhadap infeksi S. pneumoniae adalah β-defensin 2.
Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental in vivo post-test only
control group design dengan menggunakan 28 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus)
jantan, dengan usia 12 – 16 minggu. Sampel secara acak dibagi menjadi 7 kelompok,
K1 diimunisasi 40 μL PBS, K2 diimunisasi 2 μL CTB yang dilarutkan dalam 40 μL
PBS dan K3 hingga K7 diberikan 2 μL CTB ditambah 20 µg lima jenis epitope protein
RrgB S. pneumoniae berbeda yang dilarutkan dalam 40 μL PBS. Konsentrasi β defensin 2 diukur dengan menggunakan metode ELISA dan dilakukan di Laboratorium
Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Pada penelitian ini didapatkan rerata konsentrasi β-defensin 2 pada bilasan
hidung tikus Wistar setelah tiga kali imunisasi intranasal secara berurutan epitope
1 sebesar 699,02 ± 31,31 pg/mL, adjuvan sebesar 650.23 ± 27.58 pg/mL, epitope 3
sebesar 640,71 ± 26,37 pg/mL, epitop 4 sebesar 633.05 ± 10.82 pg/mL, epitope 5
sebesar 631,47 ± 40,69 pg/mL, epitope 2 sebesar 613,94 ± 75,73 pg/mL, dan kontrol
sebesar 396.19 ± 143.59 pg/mL. Hasil uji statistik Kruskall wallis didapatkan nilai
p sebesar 0,018 (p<0,05) kemudian dilanjutkan uji Posthoc Mann Whitney
menunjukan pemberian imunisasi intranasal epitope protein RrgB S. pneumoniae
mampu meningkatkan konsentrasi β-defensin 2 pada mukosa hidung tikus Wistar
secara sigifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Rerata konsentrasi β defensin 2 paling tinggi terjadi pada kelompok epitope 1 protein RrgB S.
pneumoniae. Hasil ini menunjukan imunisasi intranasal epitope protein RrgB S.
pneumoniae mampu meningkatkan konsentrasi β-defensin 2 dan perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk membuktikan potensinya sebagai kandidat vaksin
pneumokokus.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]