| dc.description.abstract | Buncis merupakan komoditas pertanian dari kelompok kacang-kacangan 
yang mengandung sumber protein, vitamin A, B, dan C yang berguna bagi tubuh. 
Konsumsi buncis semakin meningkat namun produksi buncis tidak mampu untuk 
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Faktor penyebab penurunan produksi 
buncis yaitu adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman 
buncis. Penyakit penting tanaman buncis salah satunya adalah penyakit hawar 
daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. phaseoli (Xap) 
dengan gejala yang ditimbulkan munculnya bercak kecil berwarna kuning pada 
tepi daun, bercak kuning pada lesi akan menjadi lebih besar dan berkembang 
menjadi bercak coklat kering dengan lingkaran halo kuning yang agak sempit. 
Xap dapat menyebabkan kehilangan hasil berkisar 10 dan 40% sehingga 
diperlukannya pengendalian untuk mengurangi kerusakan hasil. Penggunaan teh 
kompos merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengantisipasi 
penggunaan bakterisida yang berlebih dan rendahnya produksi buncis akibat Xap. 
Teh kompos yang digunakan yaitu teh kompos aerobik (Aerobic Compost Tea / 
ACT) dan teh kompos anaerobik (Nonaerobic Compost Tea / NCT) yang berasal 
dari pupuk kascing dan dicampur dengan ampas teh. Tujuan penelitian ini untuk 
mengetahui perbedaan populasi dan jenis mikroba pada teh kompos ACT dan 
NCT dan untuk mengetahui pengaruh teh kompos ACT dan NCT dalam menekan 
perkembangan penyakit hawar daun (Xap) pada tanaman buncis. Penelitian
dimulai pada tanggal 20 Juli 2020 sampai 11 Desember 2020 bertempat di 
Laboratorium Penyakit dan Green House Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. 
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 
perlakuan yakni P0: kontrol, P1A: teh kompos ACT murni, P2A: teh kompos ACT 10-1
, P3A: teh kompos ACT 10-2
, P1N: teh kompos NCT murni, P2N: teh 
kompos NCT 10-2
, dan P3N: teh kompos NCT 10-3
. Metode penelitian yang 
dilakukan meliputi isolasi dan karakteristik Xap, uji gram, uji hipersensitif daun 
tembakau, uji hidrolisis pati, uji patogenisitas, pembuatan teh kompos, percobaan 
rumah kaca (persiapan media tanam, penanaman, perawatan), penghitungan dan 
identifikasi mikroba pada teh kompos, serta uji pengaruh teh kompos pada 
tanaman buncis. Variabel yang diamati meliputi pH, jumlah dan jenis mikroba 
pada teh kompos, masa inkubasi, insidensi penyakit, keparahan penyakit, dan laju 
infeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada teh kompos ACT mengandung 
lebih banyak mikroba dibandingkan teh kompos NCT. Bakteri yang ditemukan 
berasal dari jenis yang sama sedangkan jamur yang ditemukan berasal dari jamur 
Aspergillus spesies Aspergillus flavus, Aspergillus sp., dan Aspergillus niger. 
Perlakuan teh kompos ACT dan NCT mampu menekan perkembangan penyakit 
hawar daun (Xap) pada tanaman buncis dengan perlakuan terbaik pada perlakuan 
teh kompos ACT pada pengenceran 10-1
yang mampu memperpanjang masa 
inkubasi pada 5 HSI, insidensi penyakit menunjukkan 19.12%, keparahan 
penyakit menunjukkan 9.95%, dan laju infeksi penyakit menunjukkan 0.034 
unit/hari. | en_US |