Penggunaan Bahan Bakar Etanol dan Pertalite Serta Pemanasan Udara Masuk Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Beat ESP
Abstract
Cadangan minyak mentah dunia mengalami pengurangan dan lingkungan
telah mempertimbangkan berfokus pada penggunaan sistem energi bersih,
terbarukan dan berkelanjutan. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran
untuk diversifikasi energi dengan mengembangkan sumber energi lain untuk
energi alternatif untuk penyediaan konsumsi energi nasional. Indonesia memiliki
beraneka ragam sumber daya energi fosil seperti minyak dan gas bumi sedangkan
pada energi alternatif yaitu panas bumi, energi air, biogas,biomassa, matahari,
angin, dan gelombang laut
Pemakaian etanol sebagai bahan bakar kendaran bermotor, baik secara
murni atau dengan dicampur bensin, telah mendapat perhatian dari para peneliti
sejak 40 tahun terakhir Penambahan etanol pada bensin dengan konsentrasi
rendah dapat mengakibatkan performa kendaraan menjadi meningkat tanpa
mengubah sistem dan komponen pada kendaraan akan tetapi berbeda jika
konsentrasi campuran etanol dan bensin terlalu tinggi terutama pada panas laten
bahan bakar etanol dan bensin yang memiliki perbedaan yang sangat tinggi karena
etanol memiliki panas laten tiga kali lipat dari panas laten bensin. Sehingga
dibutuhkan perlakuan pada sistem motor bakar yang menggunakan bahan bakar
etanol dan bensin dengan konsentrasi tinggi agar penggunaan etanol dapat
dilakukan pada mesin berbahan bakar bensin. Berbagai macam perubahan sistem
pada kendaraan dapat dilakukan salah satunya adalah memanaskan udara masuk
dan memvariasikan nilai lambda dalam ruang bakar karena etanol dan bensin
memiliki karakteristik yang berbeda. untuk mendapatkan performa yang
maksimal maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan
pemanasan udara masuk ruang bakar dan memvariasikan nilai lambda diharapkan
kinerja mesin etanol dapat lebih baik dari pada mesin bensin. Oleh karena itu
perlu mendapatkan suhu udara masuk ruang bakar dan air fuel ratio yang tepat
yang tepat pada campuran bahan bakar etanol dan bensin.
Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 perlakuan yakni
perlakuan nilai lambda dan suhu udara masuk, untuk tiap variasi nilai lambda
dilakukan 4 perlakuan pemanasan udara masuk. Nilai lambda yang digunakan
yakni 0,9, 1, 1,1 dan perlakuan suhu yang digunakan 26°C (standar), 30°C, 40°C
dan 50°C, dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa untuk nilai torsi tertinggi
terdapat pada bahan bakar E30 dengan variasi nilai lambda 1,1 dengan perlakuan
suhu 30°C dengan nilai 9,56 N.m, untuk daya tertinggi pada bahan bakar E30
dengan variasi nilai lambda 1,1 dengan perlakuan suhu 30°C dengan nilai 6,36
kW dan nilai konsumsi bahan bakar spesifik pada penggunaan E0 dengan
perlakuan suhu 30°C dengan variasi nilai lambda 1,1 , sfc minimum sebesar 0,16
kg/HP.jam, untuk efisiensi termal terbaik pada E30 dengan perlakuan suhu 30°C
dengan variasi nilai lambda 1,1 dengan nilai 43,38% dan untuk tekanan efektif
rata – rata pada E30 dengan perlakuan suhu 30°C dengan variasi lambda 1,1
bmep yang dihasilkan sebesar 1109,45 kPa. Pada emisi gas buang nilai CO
terendah terdapat pada bahan bakar E50 dengan variasi lambda 1,1 dengan suhu
standar dengan nilai CO 1,48% dan nilai HC terendah pada bahan bakar E50
dengan variasi lambda 1,1 dengan pemanasan udara standar dengan kandungan
HC 173 ppm
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]