Informasi Asimetris Pada Kemitraandan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhipendapatanusahatani Kentangdi Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso
Abstract
Hadirnya kontrak pertanian antara pelaku-pelaku pasar merupakan suatu
tindakan mitigasi yang dilakukan untuk dapat menggeser risiko-risiko yang ada.
Perspektif petani menganggap risiko fluktuasi harga menjadi pertimbangan yang
penting sehingga membuat petani menjalin suatu kontrak pertanian dengan
perusahaan. Di sisi lain, kontinuitas ketersediaan stok menjadi pertimbangan yang
dianggap penting bagi perusahaan agribisnis sehingga hal ini yang mendasari
kontrak kemitraan terjalin antara petani dengan perusahaan. Implementasi ini telah
terwujud pada kemitraan antara PT. XYZ dengan petani kentang di Kecamatan Ijen.
Komoditas yang diusahakan petani pada kemitraan ini adalah kentang atlantik
dengan tujuan prosesing yang nantinya dilakukan oleh PT. XYZ. Permasalahan
utama yang dialami adalah tidak semua pelaku mitra menerapkan kewajiban sesuai
dengan kontrak. Terdapat beberapa tindakan yang secara normatif berpotensi
mengarah ke tindakan moral hazard dan adverse selection. Tindakan moral hazard
dan adverse selection ini muncul akibat adanya informasi asimetris. Berdasarkan
kondisi tersebut maka diperlukan analisis mengenai bentuk informasi asimetris
yang terdapat dalam implementasi kemitraan petani kentang dengan perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui: (1) bentuk informasi asimetris
terhadap kemitraan petani kentang dengan XYZ; (2) pendapatan dan efisiensi
petani kentang di Kecamatan Ijen; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani kentang di Kecamatan Ijen. Lokasi penelitian ditentukan dengan
metode purposive methods yaitu di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso.
Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan analitik.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive method yaitu
petugas lapang PT. XYZ dan Ketua Kelompok Tani Jalak Hijau serta
disproportionate stratified random sampling yaitu petani yang terindikasi informasi asimetris sebanyak 22 petani dan petani yang tidak terindikasi informasi asimetris
sebanyak 64 petani. Bentuk informasi asimetris dianalisis menggunakan
pendekatan dilema tawanan sedangkan pendapatan dan efisiensi dianalisis
menggunakan analisis pendapatan dan R/C ratio serta faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan dianalisis menggunakan Regresi Linier Berganda.
Hasil analisis menujukkan bahwa: (1) Informasi asimetris yang muncul
membuat pelaku berada dalam empat kondisi yaitu berjalan ideal (win - win),
perusahaan (prinsipal) untung (win-lose), Petani mitra (agen) untung (lose - win),
serta kemitraan gagal (lose - lose). Tindakan informasi asimetris yang muncul
berdasarkan perspektif petani terhadap perusahaan berupa perbedaan antara harga
produksi kentang, perbedaan kualitas bibit, keterlambatan pencairan, serta
penghentian kontrak tanpa pemberitahuan sedangkan tindakan informasi asimetris
yang muncul berdasarkan perspektif perusahaan terhadap petani berupa tanpa
adanya konfirmasi jadwal panen oleh petani mitra, serta pengalihan bibit pinjaman
dari mitra. Tindakan Informasi asimetris yang semakin kompleks memicu biaya
transaksi yang semakin tinggi dan beragam. Petani yang melakukan tindakan
informasi asimetris pada umumnya memiliki skala usahatani kecil dengan
produktivitas rendah.; (2) Pendapatan usahatani kentang atlantik petani non
informasi asimetris adalah sebesar Rp. 40.022.037 dengan efisiensi 1.52 sedangkan
petani informasi asimetris adalah sebesar Rp. 12.144.942 dengan efisiensi 1.21
sehingga dapat disimpulkan bahwa menguntungkan serta efisien dalam penggunaan
biaya produksi usahatani kentang atlantik; (3) faktor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan adalah biaya tenaga kerja, biaya bibit,
produksi, serta penjualan luar sedangkan faktor pengalaman usahatani, biaya
pupuk, biaya obat, biaya bahan bakar, serta perbedaan harga tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapatan petani kentang di Kecamatan ijen.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4297]