Penilaian Kualitas Tanah Berdasarkan Sifat Kimianya pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Sub Das Arjasa Kabupaten Jember
Abstract
Sistem pengelolaan yang kurang tepat dapat menyebabkan menurunnya 
produktivitas lahan sehingga produksi tanaman tidak optimal, hal ini menunjukkan 
tanah juga mengalami penurunan fungsi sebagai mana mestinya. Tanah yang tidak 
berfungsi dengan baik menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah. Selain itu 
adanya intensifikasi dan usaha untuk meningkatkan produksi pangan hasil pertanian 
dengan cara perluasan lahan tanam atau biasa disebut dengan eksentifikasi. Hal ini 
juga adanya tekanan terhadap sumberdaya lahan dan air yang menimbulkan 
dampak negatif berupa penebangan liar pada daerah sungai, selain itu masyarakat 
banyak melakukan alih fungsi lahan pada DAS sebagai lahan fungsional seperti 
lahan pertanian maupun lahan pemukiman yang mana kegiatan tersebut dapat 
berdampak pada timbulnya bencana banjir dan kekeringan serta tanah longsor. 
Adanya perluasan lahan tanam berakibat pada lahan yang semula daerah konservasi 
menjadi pertanian baru karena areal hutan dan padang rumput yang telah dibuka 
untuk kepentingan lainnya. Konservasi hutan yang dibuka atau dirubah menjadi 
lahan pertanian akan menyebabkan penurunan kualitas tanah. Evaluasi terhadap 
kondisi dan kualitas tanah perlu dilakukan secara berkala.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei kualitas tanah 
dan dilaksanakan pada bulan Maret 2021 sampai dengan Juli 2021 di Sub DAS 
Arjasa. Penentuan titik sampel dilakukan dengan mengambil titik yang representatif 
dan berdasarkan pada pendekatan fisiografik. Pengambilan sampel tanah dilakukan 
secara terusik dan berdasarkan penggunaan lahan yang terdapat di Sub DAS Arjasa 
yaitu sebanyak 12 SPL. Analisis tanah berdasarkan sifat kimia tanah diantaranya 
C-Organik, Nitrogen total (N), Fosfor tersedia (P), Kalium tersedia (K), KTK, pH, 
dan Daya Hantar Listrik atau salinitas. Data analisis sifat kimia tanah diolah menggunakan metode Principle Component Analysis (PCA) dan melakukan 
tahapan scoring dan weighting untuk memperoleh IKT (Indeks Kualitas Tanah).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4534]