Persepsi Petani Tebu Terhadap Kemitraan dengan PG. Semboro di Desa Semboro Kecamatan Semboro Kabupaten Jember
Abstract
Perkebunan merupakan subsektor pertanian yang telah memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dan penyerapan tenaga kerja.
Salah satu komoditas dari subsector perkebunan adalah tanaman tebu. Tanaman
tebu merupakan jenis tanaman rumput-rumputan yang menjadi tanaman penghasil
gula di Indonesia. Tebu banyak dibudidayakan di Pulau Jawa dan Sumatera. Salah
satu daerah yang menjadi sentra produksi tebu terbesar yaitu Jawa Timur. Provinsi
Jawa Timur merupakan sentra penghasil gula terbesar di Indonesia, hal ini
didukung oleh banyaknya pabrik gula yang terdapat di wilayah Jawa Timur yaitu
berjumlah 31 pabrik. Pabrik tersebut tersebar di beberapa daerah diantaranya yaitu
Kabupaten Ngawi, Lumajang, Madiun, Malang, Jombang, Pasuruan, Jember,
Bondowoso, dan Situbondo. Salah satunya Pabrik Gula yang ada Kabupaten
Jember adalah PG Semboro yang berada di Desa Semboro Kecamatan Semboro
Kabupaten Jember. Mayoritas pabrik gula yang terdapat di Jawa Timur termasuk
PG Semboro memiliki keterbatasan lahan tebu sehingga untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakunya, pabrik membeli tebu kepada petani. Petani tebu sangat
dibutuhkan karena untuk menjaga keberlanjutan penggilingan tebu menjadi gula.
Kemitraan yang dilakukan, memiliki kekurangan yakni antara lain tidak adanya
pembinaan secara signifikan, kurang terbukanya perhitungan rendemen, dan
antrian panjang penggilingan pada saat panen raya. Penelitian ini bertujuan utuk
mengetahui bagaimana pola kemitraan dan persepsi petani tebu terhadap
kemitraan dengan PG Semboro di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan alasan Desa Semboro
Kecamatan Semboro salah satu penghasil tebu di Kabupaten Jember didukung
dengan adanya Pabrik Gula di daerah tersebut serta Desa Semboro memiliki lahan
dan cuaca yang cocok untuk dijadikan budidaya tebu. Metode yang digunakan
dalam peneltian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode penentuan informan pada penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling
sebagai langkah awal untuk menemukan informan kunci dan Snawball sampling
untuk menentukan informan pendukung. Jumlah informan dalam penelitian ini
sebanyak 8 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
Model Miles dan Huberman. Model Miles dan Huberman adalah analisis data
kualitatif yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Pola kemitraan yang diterapkan
dalam kemitraan antara petani tebu dengan PG. Semboro adalah pola kemitraan
inti-plasma. Hal tersebut dapat dilihat dari fasilitas yang diperoleh, hak dan
kewajiban, serta adanya syarat kemitraan. 2) Persepsi petani tebu terhadap
kemitraan dengan PG. Semboro dipengaruhi oleh dua faktor meliputi : Faktor
struktural yakni persepsi system bagi hasil (SBH), antrian panjang pada saat
penggilingan, pembinaan dan penyuluhan, kepercayaan terhadap PG, dan persepsi
kemitraan secara umum dengan PG serta Faktor fungsional merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri individu tersebut meliputi kebutuhan, pengalaman,
dan pengetahuan
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4297]