Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berdasarkan Teori Analisis Newman Topik Jarak dan Kecepatan pada Siswa Kelas V Di SDN Jember Lor 03 Jember
Abstract
Pemberian soal cerita kepada siswa tidak hanya digunakan untuk lebih
memvariasikan jenis soal yang diberikan kepada siswa dari sisi kemenarikan dan
realistiknya tetapi juga mengasah kemampuan kognitif siswa dimana soal cerita
memiliki karakteristik tidak hanya level 1 taksonomi bloom kognitif (C1) saja tetapi
biasanya minimal terdapat lebih dari itu, sehingga soal cerita harus dikembangkan
dan dibiasakan untuk diberikan kepada siswa, tetapi muncul suatu permasalahan
dimana guru kebingungan dalam menentukan soal cerita yang cocok digunakan
untuk siswa. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu inovasi tersebut, salah satu
upayanya yang perlu dilakukan adalah mengetahui apa saja kesalahan yang
dilakukan oleh siswa. Teori kesalahan siswa yang digunakan penelitian ini teori
kesalahan menurut newman. Kurniawan (2017) menjelaskan bahwa terdapat 5
tahapan kesalahan siswa menurut teori newman dalam menyelesaikan soal cerita
matematika yakni, (1) reading error (kesalahan membaca), (2) comprehension
error (kesalahan memahami masalah), (3) transformation error (kesalahan
memformulasikan), (4) process skill error (Kesalahan Ketrampilan Proses), dan (5)
enconding error (Kesalahan menyimpulkan jawaban akhir). Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis kesalahan apa
saja yang muncul dan tingkat persentase dalam menyelesaikan soal cerita.
Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskirptif. Waktu
peneliatian pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Adapun tempat
penelitian yaitu SDN Jember Lor 03 Jember dengan jumlah sampel sebanyak 90
siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan wawancara. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan analisis kesalahan yaitu analisis yang
menunjukkan besarnya kesalahan yang terjadi pada setiap komponen dan
keseluruhan dengan menunjukkan angka dalam bentuk frekuensi ataupun persen.
Analisis kesalahan terbagi akan 2 jenis yaitu analisis kesalahan rill dan analisis kesalahan relatif dimana keduanya meiliki hubungan antara satu dengan yang
lainnya yang diperkuat dengan data wawancara dengan subjek.
Hasil daripada penelitian ini diperoleh dari tes soal cerita menggunakan
instrumen tes uraian yang memuat 5 variabel Newman. Langkah awal yang
dilakukan untuk mendeskripsikan pada penelitian ini yakni dilakukan dengan
memeriksa dan mengelompokkan jawaban siswa kedalam pengkategorian
kesalahan dalam teori Newman, dimana nantinya akan dianalisis melalui kesalahan
pada setiap komponen, dan setelah itu menentukan persentase kesalahan secara
keseluruhan. Selanjutnya menganalisis hasil dari wawancara, dimana wawancara
ini memiliki tujuan untuk memperkuat data yang telah diambil sebelumnya yakni
berupa data tes. Pada tahapan kesalahan membaca ada siswa yang melakukan
kesalahan di dalamnya. Pada kesalahan tahap ini analisis kesalahan rill komponen
(Krk), analisis kesalahan rill proposioanl (Krp), dan kesalahan relatifnya sebesar
0%. Pada tahap ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu membaca simbolsimbol yang ada pada soal sehingga siswa dapat mengerti arti kata pada soal.
Pada tahap kesalahan memahami masalah terdapat 14 siswa yang
melakukan kesalahan. Analisis kesalahan rill komponen (Krk) pada tahapan ini
sebesar 5,20%, pada analisis kesalahan rill proposional (Krp) sebesar 1,10%, dan
kesalahan relatifnya sebesar 7,14% dengan kategori rendah. Pada tahapan ini siswa
melakukan kesalahan dikarenakan tidak mampu memahami maksud yang ada pada
soal, akibatnya mampu memahami permasalahan yang dibuat pada soal. Tahapan
berikutnya adalah kesalahan mentransoformasi dimana terdapat 48 siswa yang
melakukan kesalahan pada tahapan ini. Analisis kesalahan rill komponen (Krk)
pada tahapan ini sebesar 18%, pada analisis kesalahan rill proposional (Krp) sebesar
3,70%, dan kesalahan relatifnya sebesar 24,48% dengan kategori rendah. Pada
tahapan ini siswa melakukan kesalahan karena siswa yang kurang mahir untuk
memformulasikan kalimat yang berada dalam soal untuk dijadikan formulasi
matematikanya, sehingga siswa tidak mapu menjawab dengan benar. Tahap
selanjutnya adalah kesalahan keterampilan proses, dimana terdapat 65 siswa yang
melakukan kesalahan pada tahap ini. Analisis kesalahan rill komponen (Krk) pada
tahapan ini sebesar 24,10%, pada analisis kesalahan rill proposional (Krp) sebesar 5,00%, dan kesalahan relatifnya sebesar 33,16%. Kesalahan pada tahap ini adalah
kesalahan terbanyak dan tertinggi nomor 2. Pada tahapan ini siswa siswa tidak dapat
memahami prosedur atau siswa tidak menjalankan prosedur dari rumus yang telah
dibuat, kesalahan berikutnya adalah siswa salah dalam menggunakan tanda operasi
hitung untuk menyelesaikan soal, dan siswa tidak dapat melanjutkan prosedur
penyelesaian. Terakhir adalah tahap kesalahan menuliskan jawaban akhir sebanyak
69 siswa. Analisis kesalahan rill komponen (Krk) pada tahapan ini sebesar 26%,
pada analisis kesalahan rill proposional (Krp) sebesar 5,30%, dan kesalahan
relatifnya sebesar 35,2%. Pada tahapan ini siswa melakukan kecerobohan dalam
menghitung nilai akhir, dan kurangnya ketelitian dala menuliskan atau menjawab
jawaban akhir.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat 4 kesalahan dari 5 kesalahan
yang muncul yaitu (1) kesalahan memahami masalah (comprehension error), (2)
kesalahan transformasi masalah (transfromasion error), (3) kesalahan keterampilan
proses (process skill error), dan (4) kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding
error), sedangkan persentase jenis kesalahan keseluruhan relatif yang dilakukan
siswa adalah kesalahan membaca (reading error) sebanyak 0%, kesalahan
memahami masalah (comprehension error) sebanyak 7,14%, kesalahan
transformasi masalah (transfromasion error) sebanyak 24,48%, kesalahan
keterampilan proses terjadi sebanyak 33,16%, kesalahan penulisan jawaban akhir
(encoding error) sebanyak 35,2%.