Penentuan Kadar Air pada Serbuk Daun Tanaman Obat Menggunakan Metode Spektroskopi Nir (Near Infra Red) dan Kemometrik
Abstract
Air merupakan salah satu parameter yang dapat mempengaruhi mutu
simpilisa. Syarat pengujian kadar air pada simplisia yaitu ≤10%. Tingginya
kandungan air pada simplisia dapat menyebabkan tumbuhnya mikroba atau jamur
sehingga mengakibatkan penurunan mutu atau simplisia rusak. Pada penelitian ini
digunakan dua metode dalam penentuan kadar air yaitu menggunakan spektroskopi
NIR (Near Infra Red) dan gravimetri sebagai metode pembanding. Terdapat 6 jenis
sampel tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini.
Spektroskopi NIR (Near Infra Red) dipilih karena memiliki kemampuan
menganalisis dengan kecepatan tinggi, penggunaan preparat sederhana, non
destruktif, tidak memerlukan bahan kimia dan tidak menimbulkan polusi. Namun,
data yang dihasilkan berupa spektra yang besar dan bertumpuk sehingga tidak
memungkinkan untuk dianalisis hanya dengan melihat grafik panjang
gelombangnya. Grafik dapat diolah menjadi informasi dengan analisis multivariat
atau biasa disebut metode kemometrik. Analisis multivariat yang digunakan yaitu
Partial Least Square (PLS), Principal Component Regression (PCR) dan Support
Vector Regression (SVR).
Berdasarkan hasil penelitian, model kalibrasi PLS memberikan hasil
terbaik dengan nilai R-square kalibrasi sebesar 0,9507; RMSEC 0,8965 dan
RMSECV 0,9485. Model yang terbentuk dilakukan validasi silang, LOOCV
menghasilkan R-square ≥ 0,91 dan 2-FCV menghasilkan R-square sebesar
0,9425. Model PLS yang telah divalidasi kemudian diaplikasikan pada 5 sampel
nyata berupa serbuk daun jati belanda, kelor, sambiloto, sirih dan sirsak. Kadar air
yang diperoleh dengan metode spektroskopi NIR-Kemometrik pada serbuk daun
jati belanda sebesar 12,7079%; kelor sebesar 9,7336%; sambiloto sebesar
10,7026%; teh daun sirih sebesar 9,6663% dan teh daun sirsak sebesar 11,3960% Hasil prediksi spektrosokpi NIR-Kemometrik kemudian dibandingkan dengan
kadar yang diperoleh dari metode gravimetri. Hasil penetapan kadar air sampel
nyata dari kedua metode ini kemudian dianalisis secara statistik dengan uji t dua
sampel berpasangan untuk mengetahui apakah kedua metode tersebut memiliki
perbedaan yang signifikan atau tidak. Hasil uji t dua sampel berpasangan
menunjukkan bahwa kadar air yang diperoleh dari dua metode tersebut
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan sebesar 0,935
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1490]