dc.description.abstract | Pembelajaran merupakan suatu proses belajar dan mengajar antara siswa
dengan guru yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pembelajaran fisika adalah suatu proses belajar mengajar yang mempelajari
tentang berbagai gejala dan kejadian alam yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang dikembangkan melalui
pengalaman belajar. Hal ini juga berlangsung di SMP Negeri 2 Panti, namun
tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kurang tercapai.
Berdasarkan hasil observasi awal, didapatkan aktivitas belajar fisika siswa
kelas VII E SMP Negeri 2 Panti masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari hasil
observasi dan wawancara dengan guru pengajar yang telah dilakukan pada hari
Senin, 13 September 2011 dapat diketahui bahwa 55,26% siswa aktif
memperhatikan penjelasan guru, 53,5% siswa aktif mengerjakan soal, 6,63%
siswa aktif bertanya, dan 18,4 % siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Jadi skor
rata-rata aktivitas belajar siswa 33,44%, sehingga termasuk dalam kriteria kurang
aktif. Hasil belajar fisika siswa di kelas VII E juga masih rendah. Hal ini
ditunjukkan berdasarkan data kelas dari 38 siswa, hanya 13 orang atau hanya
34,21% siswa yang mendapatkan nilai diatas 70, sedangkan 25 orang atau hanya
65,78% siswa lainnya mendapatkan nilai kurang dari 70.
Berdasar uraian di atas, maka diperlukan perbaikan dan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan metode
eksperimen. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan metode
eksperimen merupakan salah satu pembelajaran yang menggunakan masalah
vii
dunia nyata cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi pelajaran dengan cara
pemecahan masalah melalui metode eksperimen.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek penelitian
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Panti tahun ajaran
2011/2012 yang dimulai tanggal 15 November 2011 sampai dengan 29 November
2011. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
antara lain: dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Data yang didapatkan
adalah skor aktivitas siswa beserta guru, ketuntasan hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran yakni pada pra-siklus, siklus I, dan siklus II.
Aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah
(PBM) dengan metode eksperimen mengalami peningkatan dari pra-siklus ke
siklus I dan siklus II. Aktivitas belajar siswa secara klasikal pada pra-siklus
sebesar 36,83% yang termasuk dalam kriteria kurang aktif, dan aktivitas belajar
siswa secara klasikal pada siklus I mengalami peningkatan yakni aktivitas belajar
rata-rata siswa sebesar 70,85 % dan termasuk pada kriteria aktif, serta aktivitas
belajar siswa secara klasikal pada siklus II mengalami peningkatan yakni aktivitas
belajar rata-rata siswa sebesar 80,87% dan termasuk pada kriteria sangat aktif
Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran berbasis
masalah (PBM) dengan metode eksperimen diikuti peningkatan ketuntasan hasil
belajar siswa dari pra-siklus, siklus I, dan siklus II. Ketuntasan hasil belajar pada
pra-siklus sebelum adanya tindakan adalah sebesar 28,94%, dan ketuntasan hasil
belajar pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 57,89%, serta ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yakni mencapai 86,84%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II secara keseluruhan dapat dikatakan
telah mengalami peningkatan. Dari hasil di atas menunjukkan model
pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan metode eksperimen dapat
digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan
lebih memehami konsep dalam pembelajaran. | en_US |