Pengaruh Perendaman Akar Bibit PADI Dengan Mol (Mikroorganisme Lokal) Dari Akar Putri Malu Terhadap Perkembangan Penyakit Blas Dan Produksi PADI DI Desa Purwoasri Gumukmas Jember
Abstract
Penyakit blas merupakan salah satu penyakit utama yang ada Di
Kabupaten Jember. Salah satu wilayah yang menjadi kawasan endemik dari
penyakit blas yaitu Kecamatan Gumukmas. Penggunaan varietas yang rentan
seperti ciherang dan pengelolaan OPT yang kurang tepat menjadi salah satu faktor
perkembangan penyakit blas di wilayah tersebut. Salah satu upaya yang
dianjurkan pemerintah yaitu pengelolaan sistem pertanian berkelanjutan seperti
pemanfaatan agens hayati. Kecamatan Ambulu salah satu wilayah yang sudah
memanfaatkan agens hayati seperti MOL (Mikroorganisme Lokal) dari akar putri
malu. MOL dapat diaplikasikan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan
perendaman pada akar bibit padi. Perlakuan tersebut efisien karena MOL lebih
mudah untuk proses penetrasi pada akar padi. Bakteri – bakteri yang terdapat pada
MOL dapat berperan sebagai biopestisida dan biofertilizer untuk meningkatkan
ketahanan dan membantu proses pertumbuhan tanaman.
Tujuan penelitian ini ingin membuktikan bahwa MOL dari petani Ambulu
yang diaplikasikan pada akar bibit padi dapat menurunkan infeksi penyakit blas
yang endemik dan dapat meningkatkan produksi padi Di Desa Purwoasri
Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada
Bulan Januari 2021 sampai Mei 2021 di salah satu lahan milik petani Di Desa
Purwoasri Kecamatan Gumukmas Jember. Rancangan penelitian ini dibagi
menjadi dua blok, yaitu untuk lahan padi yang diberi MOL dan kontrol dengan
luas masing – masing blok 250m2
. Pengamatan dilakukan setiap 7 hari sekali
dengan metode diagonal random sampling yang terdiri dari 9 petak dengan luas
5m2
. Setiap petak dipilih 10 rumpun secara acak, sehingga terdapat total 180
viii
tanaman sebagai sampel. Data dianalisis menggunakan uji T dengan tingkat
kepercayaan 95% dan dianalisis secara deskriptif untuk membandingkan antara
tanaman padi yang diberi MOL dan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian, bakteri yang terdapat pada MOL terdiri dari
bakteri Pseudomonas flourecens dengan ciri – ciri koloni berwarna kuning pada
media King’s B, halus, dan termasuk gram negatif dan memiliki pigmen berwarna
kuning kehijauan apabila disinari UV. Bakteri yang kedua yaitu Bacillus cereus
dengan ciri – ciri koloni berwarna biru pada media Hicrome Bacillus Agar,
berbentuk bulat permukaan licin dan bersifat gram positif. Gejala penyakit blas
secara alami di lahan mulai muncul pada umur 42 HST dengan ciri – ciri yaitu
timbul bercak pada daun berbentuk seperti belah ketupat, bercak berwarna putih
pada bagian tengah dan cokelat kehitaman dibagian tepi. Gejala blas leher muncul
pada umur 70 HST dengan ciri – ciri timbul bercak pada pangkal malai berwarna
cokelat kehitaman, dan malai padi lebih mudah patah dan butir padi tidak bernas
atau hampa. Perlakuan perendaman akar bibit padi dengan MOL memberikan
pengaruh yang positif terhadap tingkat insidensi dan keparahan penyakit, tinggi
tanaman, jumlah anakan, panjang akar, arsitektur akar, volume akar, bobot padi.
Pemberian MOL dapat mengurangi tingkat insidensi dan keparahan penyakit blas,
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, panjang dan volume akar, serta
dapat meningkatkan hasil produksi padi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]