Subkloning dan Ekspresi Slpi Rekombinan dalam Plasmid pet32B pada Escherichia Coli bl21 (de3)
Abstract
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit tiga teratas
penyebab kematian di dunia. Faktor utama penyebab PPOK yaitu kebiasaan
merokok yang dapat memicu terjadinya inflamasi pada saluran pernapasan.
Inflamasi yang terjadi menyebkan keluarnya agen inflamasi salah satunya
neutrofil elastase yang juga dapat menyebabkan degradasi jaringan pada paruparu. Pengobatan inflamasi paru pada PPOK saat ini belum sepenuhnya optimal.
Diketahui beberapa obat antiinflmasi yang digunakan salah satunya yaitu
kortikosteroid inhalasi yang memiliki efek lain yaitu dapat menyebabkan katarak,
diabetes, dan osteoporosis jika digunakan dalam waktu jangka panjang. Oleh
karena itu, dibutuhkan pengobatan yang dapat bekerja secara spesifik untuk
menghambat neutrofil elastase dan memiliki sedikit efek samping.
Pengobatan yang bekerja spesifik dan memiliki minimal efek samping
yaitu protein rekombinan. Salah satu protein rekombinan yang dapat digunakan
untuk terapi PPOK yaitu SLPI. SLPI merupakan protein nonglikosilasi yang
memiliki fungsi sebagai antiinflamasi, antibakteri, dan antifungal. Fungsi utama
SLPI adalah untuk menghambat peradangan dengan memblokir aktivitas
proteolitik dari proteinase yang dilepaskan oleh leukosit dan juga menurunkan
modulasi beberapa sitokin. Aktivitas anti-inflamasi juga dimediasi oleh
penghambatan aktivasi faktor transkripsi NF-кB. SLPI diyakini bahwa dapat
mengatur keseimbangan protease/antiprotease di tempat jaringan yang mengalami
peradangan.
Pada penelitian sebelumnya sudah dilakukan konstruksi plasmid
rekombinan pET32b SLPI yang kemudian dilakukan subkloning pET32b SLPI
TOP10 ke dalam E. coli BL21. Setelah dilakukan subkloning, dilakukan ekspresi
SLPI pada Escherichia coli BL21 menggunakan plasmid pET32b dengan optimasi kondisi suhu dan konsentrasi IPTG. Variasi suhu yang digunakan yaitu
25℃, 30℃, 37℃, dan 40℃. Serta variasi IPTG yang ditambahkan yaitu 0 mM
sebagai kontrol negatif, 0,1 mM, 0,5 mM, dan 1 mM. Kemudian dilakukan analisa
menggunakan SDS PAGE dan ImageJ untuk melihat hasil ekspresi. Hasil SDS
PAGE yang didapatkan, diukur luas areanya menggunakan ImageJ. Berdasarkan
hasil penelitian, SLPI pET32b BL21 menghasilkan jumlah terbanyak yaitu pada
suhu 30℃ dengan konsentrasi IPTG 0,5 mM yang ditandai besarnya area yang
dihasilkan yaitu sekitar 13101,597. Sedangkan protein SLPI dalam bentuk terlarut
paling optimal yaitu pada suhu 30℃ dengan konsentrasi IPTG 0,1 mM dengan
persentase supernatan yang diperoleh yaitu 92,86%. Pada hasil ekspresi juga
dilakukan pengukuran berat molekul menggunakan software OriginLab, hasilnya
ukuran protein SLPI di SDS PAGE mendekati ukuran protein fusi SLPI. protein
SLPI diduga memiliki aktivitas antiinflamasi sehingga untuk memastikan potensi
aktivitas tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berupa uji aktivitas
antiinflamasi secara in vivo.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]