Show simple item record

dc.contributor.authorNURSAFITRI, Nidia
dc.date.accessioned2022-06-27T07:25:51Z
dc.date.available2022-06-27T07:25:51Z
dc.date.issued2021-02-03
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107329
dc.description.abstractPneumonia merupakan suatu penyakit akibat infeksi saluran pernapasan akut yang paling sering disebabkan oleh virus atau bakteri. Pneumonia dapat menyebabkan gejala ringan hingga mengancam jiwa pada orang-orang dari segala usia. Pneumonia menjadi penyebab kematian terbesar akibat penyakit menular di seluruh dunia, yaitu sebesar 935.000 pada tahun 2014, 920.136 jiwa tahun 2015 dan 880.000 jiwa tahun 2016. Penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Hospital Acquired Pneumonia (HAP) atau pneumonia terkait rumah sakit (pneumonia nosokomial), Ventilator Associated Pneumonia (VAP) atau pneumonia terkait ventilator dan Community Acquired Pneumonia (CAP) atau pneumonia terkait komunitas. Penyakit VAP merupakan salah satu jenis infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di ICU rumah sakit, akibat penggunaan ventilasi mekanis sehingga tergolong dalam penyakit infeksi nosokomial dengan angka mortalitas yang tinggi. Selama ini, pemberian antibiotik secara empiris digunakan sebagai manajemen awal untuk terapi VAP sebelum dilakukan kultur terhadap pasien. Pemberian antibiotik secara empiris yang tidak tepat dan berlebihan dapat memperparah kondisi pasien serta menyebabkan terjadinya mutasi bakteri patogen sehingga bersifat resisten terhadap antibiotik. Pemilihan antibiotik harus didasarkan pada hasil pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas atau berdasarkan peta kuman dan pola sensitivitas antibiotik dalam antibiogram di rumah sakit, untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Sampai saat ini di RSD dr. Soebandi masih belum memiliki antibiogram khusus untuk kasus VAP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis bakteri yang teridentifikasi dan mengetahui pola sensitivitas bakteri pada pasien kasus VAP di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember Tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan data sekunder yang didapat dari rekam medis pasien dengan kasus VAP di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember Tahun 2019, meliputi: inisial, usia, jenis kelamin, diagnosis, spesimen yang diuji, indikasi kultur, spesies bakteri yang teridentifikasi dan hasil uji sensitivitas terhadap antibiotik. Populasi yang memenuhi kriteria sampel penelitian, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Berdasarkan pengumpulan data hasil kultur pasien dengan kasus VAP pada bulan Januari sampai dengan Desember 2019 di Laboratorium Patologi Klinik RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember didapatkan sebanyak 37 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah menjalani pemeriksaan kultur sputum dan uji sensitivitas antibiotik. Semua pasien ini kemudian dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Dalam penelitian ini, dari 37 Data Rekam Medis (DRM) pasien tersebut didapatkan sebanyak 39 isolat. Pasien dari keseluruhan sampel yang berjenis kelamin laki-laki didapatkan berjumlah 27 orang (73%) dan pasien dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang (27%). Interval usia dengan angka kultur tertinggi berada pada interval usia 45-65 tahun yakni sebanyak 11 pasien (30%). Keseluruhan bakteri yang teridentifikasi terdapat 22 jenis bakteri yang berbeda, 29 di antaranya adalah bakteri Gram negatif (74%), 10 sisanya merupakan bakteri Gram positif (26%). Bakteri Gram negatif didominasi oleh bakteri Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa (13%), Acinetobacter baumanii (10%). Enterobacter aerogenes dan Escherichia coli masing-masing ditemukan pada dua isolat. Sementara Kleibsiella ornithinolytica, Klebsiella oxytoca, Enterobacter cloacae, Enterobacter spp, Salmonella orizonae, Proteus mirabilis, Chryseomonas luteola, Citrobacter freundii, Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas oryzihabitans, Burkholderia cepacia masing-masing hanya ditemukan pada satu isolat. Antibiotik dengan tingkat sensitivitas tertinggi yang diujikan terhadap bakteri-bakteri penyebab VAP, yang didapatkan dari penelitian ini antara lain: Amikasin, piperasilin-tazobaktam dan sefaleksin. Antibiotik dengan tingkat resistensi tertinggi yang diujikan terhadap bakteri-bakteri penyebab VAP antara lain: Ampisilin, sefoksitin, sefotaksim, ampisilin-sulbaktam, tetrasiklin, aztreonam, kloramfenikol, amoksisilin, seftazidim, tobramisin dan siprofloksasin. Pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas antibiotik secara rutin dan berkala. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan memantau pola sensitivitas serta resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik di rumah sakit, sehingga rumah sakit memiliki antibiogram yang tepat dan dapat dijadikan sebagai pedoman saat memberikan terapi empiris kepada pasien.en_US
dc.description.sponsorshipdr. Dini Agustina, M.Biomed dr. Arswendo Ika Murthy, Sp.PKen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectPneumoniaen_US
dc.subjectVentilator Associated Pneumoniaen_US
dc.subjectAntibiogramen_US
dc.subjectAntibiotiken_US
dc.titleAntibiogram Kasus Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember Tahun 2019en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record