Show simple item record

dc.contributor.authorMAHARANI, Noervitasari Undzira
dc.date.accessioned2022-06-24T04:05:16Z
dc.date.available2022-06-24T04:05:16Z
dc.date.issued2022-03-23
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107268
dc.description.abstractErosi yang disebabkan oleh terbawanya material tanah oleh air juga akan membuat tanah menjadi kurang subur atau produktif, hal ini juga akan berdampak pada tanaman yang ditanam pada lokasi tersebut. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya erosi antara lain: vegetasi, jenis tanah, iklim, kemiringan lereng, dan manusia, dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan. Proses terjadinya erosi mengalami tiga tahapan, yaitu: 1) Pengelupasan, lapisan permukaan tanah yang terkena percikan air hujan akan mengalami perlepasan, yaitu partikel tanah akan terbawa ke udara dan kembali ke tanah sebab daya gravitasi bumi. 2) Pengangkutan, partikel tanah yang terlepas akan terbawa oleh aliran air menuju lahan yang lebih rendah. 3) Pengendapan, proses terjadi pada lereng yang memiliki kontur bergelombang, dimana terdapat cekungan yang menampung endapan pertikel yang terbawa selama proses pengangkutan terjadi oleh hujan. Selama terjadinya erosi dapat ditemui beragam bentuk serta karakteristik erosi, yaitu: 1) Erosi Percik, 2) Erosi Alur, 3) Erosi Lembar, 4) Erosi Parit, 5) Erosi Tebing Sungai, dan 6) Longsor. Tingkat bahaya erosi perlu untuk diketahui agar dapat dilaksanakan konservasi lahan yang tepat berdasarkan pada kelas-kelas bahaya erosi yang telah ditetapkan. Metode USLE merupakan metode yang digunakan untuk menghitung prediksi laju erosi dalam suatu kawasan, melalui perhitungan USLE maka akan dapat ditetapkan tingkat bahaya erosi dalam suatu kawasan. Perhitungan menggunakan metode USLE perlu memperhatikan faktor terjadinya erosi yaitu: 1) Erosivitas Hujan, 2) Erodibilitas Tanah, 3) Kemiringan Lereng, dan 4) Pengelolaan Tanaman dan Upaya Konservasi Tanah. Perhitungan USLE dapat menggunakan perumusan: A = R x K x Ls x C x P viii Hasil perhitungan menggunakan metode USLE di wilayah penelitian yaitu Kecamatan Patrang Kabupaten Jember menunjukkan total laju erosi di Kecamatan Patrang yaitu 259,73 ton/ha/tahun dan termasuk dalam kelas berat, jumlah yang tinggi disebabkan oleh wilayah ini memiliki topografi yang beragam dengan persebaran tingkat kemiringan lereng yang berbeda-beda pad setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Patrang, faktor tata guna lahan turut berperan dalam besarnya nilai erosi. Kelurahan Banjarsengon, Slawu, Baratan dan Jumerto merupakan wilayah yang didominasi oleh tingkat bahaya erosi sangat ringan (0-15 ton/ha/tahun). Kelurahan Gebang memiliki tingkat bahaya erosi ringan (15-60 ton/ha/tahun). Kelurahan Patrang, dan Jember Lor didominasi oleh tingkat bahaya erosi sedang (60-180 ton/ha/tahun). Kelurahan Bintoro memiliki tingkat bahaya erosi ringan (15-60 ton/ha/tahun) yang berada di wilayah selatan dan tingkat bahaya erosi berat (180-480 ton/ha/tahun) di wilayah bagian utara.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectSistem Informasi Geografisen_US
dc.subjectUSLEen_US
dc.subjectErosien_US
dc.titlePemetaan Prediksi Laju Erosi Menggunakan Metode Usle (Universal Soil Loss Equation) Kecamatan Patrang Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record