Show simple item record

dc.contributor.authorPUTRI, Aurellia Nuraini Anindito
dc.date.accessioned2022-06-08T08:11:56Z
dc.date.available2022-06-08T08:11:56Z
dc.date.issued2022-04-13
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107064
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 8 Juni 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractInfeksi akibat cacing utamanya golongan soil transmitted helminth (STH) menjadi salah satu penyakit infeksi paling umum yang ditemukan baik di Indonesia maupun dunia. Prevalensi infeksi akibat STH cukup tinggi namun seringkali tidak terdiagnosis sehingga tidak terobati dengan baik. Hal ini disebabkan karena seringkali infeksi STH terjadi secara asimtomatik dan tidak memiliki gejala yang jelas, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Kuku dapat menjadi perantara terjadinya infeksi STH pada manusia, dimana kuku yang panjang terutama jika tidak dibersihkan dengan baik dapat menjadi sarang STH yang dapat berpindah ke mulut saat makan dengan tangan kosong. Infeksi STH dapat menimpa berbagai kelompok orang termasuk penjamah makanan dengan pengetahuan dan penerapan higienitas perorangan yang buruk. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan masyarakat karena penjamah makanan berpotensi menjadi agen penularan infeksi secara fekal-oral kepada konsumen. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Sampel penelitian adalah 30 penjual lalapan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Data terkait karakteristik dan pengetahuan penjual lalapan diperoleh menggunakan wawancara, data terkait penerapan perilaku higienitas perorangan dari penjual lalapan diperoleh melalui observasi, dan data terkait keberadaan STH pada kuku penjual lalapan diperoleh menggunakan uji laboratorium dengan metode sedimentasi. Data yang diperoleh dilakukan analisis secara univariat dengan statistik deskriptif dan bivariat menggunakan uji chi-square atau jika syarat dari uji tersebut tidak terpenuhi maka dapat menggunakan uji fisher. Karakteristik responden pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 70% responden berjenis kelamin perempuan, 26,7% responden berusia 46-55 tahun, 33,3% pendidikan terakhir yang ditempuh responden adalah SMA/sederajat, dan 40% berjualan selama 1-5 tahun. Pada penelitian ini didapatkan penjual lalapan yang memiliki pengetahuan tentang keamanan pengolahan pangan yang baik sebesar 86,7% dan 83,3% untuk kurangnya penerapan higienitas perorangan yang baik. Hasil pemeriksaan kuku didapatkan bahwa tidak adanya keberadaan STH pada kuku penjual lalapan di Kecamatan Sumbersari. Sehingga hubungan pengetahuan dan higienitas perorangan dengan keberadaan STH pada penjual lalapan tidak dapat dinilai secara statistik.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : dr. Bagus Hermansyah, M.Biomed Dosen Pembimbing Anggota : dr. Erfan Efendi, Sp. Anen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectInfeksi Akibat Cacingen_US
dc.subjectSoil Transmitted Helminth (STH)en_US
dc.subjectKabupaten Jemberen_US
dc.titleHubungan Pengetahuan dan Higienitas Perorangan dengan Keberadaan Soil Transmitted Helminth pada Kuku Penjual Lalapan di Kecamatan Sumbersarien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record