Hubungan Pengetahuan dan Higienitas Perorangan dengan Keberadaan Soil Transmitted Helminth pada Kuku Penjual Lalapan di Kecamatan Sumbersari
Abstract
Infeksi akibat cacing utamanya golongan soil transmitted helminth (STH)
menjadi salah satu penyakit infeksi paling umum yang ditemukan baik di
Indonesia maupun dunia. Prevalensi infeksi akibat STH cukup tinggi namun
seringkali tidak terdiagnosis sehingga tidak terobati dengan baik. Hal ini
disebabkan karena seringkali infeksi STH terjadi secara asimtomatik dan tidak
memiliki gejala yang jelas, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup
penderitanya. Kuku dapat menjadi perantara terjadinya infeksi STH pada manusia,
dimana kuku yang panjang terutama jika tidak dibersihkan dengan baik dapat
menjadi sarang STH yang dapat berpindah ke mulut saat makan dengan tangan
kosong. Infeksi STH dapat menimpa berbagai kelompok orang termasuk
penjamah makanan dengan pengetahuan dan penerapan higienitas perorangan
yang buruk. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan masyarakat karena
penjamah makanan berpotensi menjadi agen penularan infeksi secara fekal-oral
kepada konsumen.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa analitik observasional
dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember. Sampel penelitian adalah 30 penjual lalapan di
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi penelitian yang dipilih menggunakan teknik Purposive Sampling. Data
terkait karakteristik dan pengetahuan penjual lalapan diperoleh menggunakan
wawancara, data terkait penerapan perilaku higienitas perorangan dari penjual
lalapan diperoleh melalui observasi, dan data terkait keberadaan STH pada kuku
penjual lalapan diperoleh menggunakan uji laboratorium dengan metode
sedimentasi. Data yang diperoleh dilakukan analisis secara univariat dengan
statistik deskriptif dan bivariat menggunakan uji chi-square atau jika syarat dari
uji tersebut tidak terpenuhi maka dapat menggunakan uji fisher.
Karakteristik responden pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 70%
responden berjenis kelamin perempuan, 26,7% responden berusia 46-55 tahun,
33,3% pendidikan terakhir yang ditempuh responden adalah SMA/sederajat, dan
40% berjualan selama 1-5 tahun. Pada penelitian ini didapatkan penjual lalapan
yang memiliki pengetahuan tentang keamanan pengolahan pangan yang baik
sebesar 86,7% dan 83,3% untuk kurangnya penerapan higienitas perorangan yang
baik. Hasil pemeriksaan kuku didapatkan bahwa tidak adanya keberadaan STH
pada kuku penjual lalapan di Kecamatan Sumbersari. Sehingga hubungan
pengetahuan dan higienitas perorangan dengan keberadaan STH pada penjual
lalapan tidak dapat dinilai secara statistik.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]