Show simple item record

dc.contributor.authorSUDITO, Dilar Bambang
dc.date.accessioned2022-05-31T02:26:21Z
dc.date.available2022-05-31T02:26:21Z
dc.date.issued2022-04-19
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106941
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 31 Mei 2022_Kurnadien_US
dc.description.abstractTenaga kesehatan memiliki peran kunci dalam penanganan pandemi COVID-19 ini, dan tidak tergantikan menjadi garda terdepan untuk menghadapi kasus ini. Tenaga kesehatan selalu merasa khawatir tentang diri sendiri dan kesehatan keluarganya, juga mengalami kecemasan, depresi, dan kelelahan fisik, karena beban kerja dan stres yang meningkat selama menangani kasus COVID-19. Bekerja di lingkungan yang penuh tekanan dapat mempengaruhi stabilitas emosional para tenaga kesehatan dan bisa memicu burnout syndrome. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bisa mengalami burnout syndrome adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat menjadi faktor yang mempengaruhi dimensi burnout syndrome yaitu dimensi kelelahan emosional, dimana dokter dengan aktivitas fisik keseharian yang teratur lebih sedikit menderita burnout syndrome dibanding dengan yang tidak teratur Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik yang terdiri dari tiga komponen yaitu aktivitas bekerja, aktivitas transportasi, dan aktivitas rekreasi dengan kejadian burnout syndrome pada tenaga kesehatan di RSD dr. Soebandi Jember. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel pada penelitian ini adalah dokter dan perawat yang bekerja di RSD dr. Soebandi, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis untuk melihat ada tidaknya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian burnout syndrome pada tenaga kesehatan. Penelitian dilakukan pada bulan November sampai bulan Desember 2021. Penelitian ini mendapatkan hasil dari 84 sampel bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas bekerja dengan kejadian burnout syndrome pada tenaga kesehatan di RSD dr. Soebandi Jember. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan apabila p-value < 0,05. Besar pengaruh aktivitas fisik secara simultan terhadap burnout syndrome pada penelitian ini adalah sebesar 32%.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : dr. Ancah Caesarina Novi M, Ph.D Dosen Pembimbing Anggota : dr. Adelia Handoko, M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectBurnout Syndromeen_US
dc.subjectBeban Kerjaen_US
dc.subjectRSD dr. Soebandi Jemberen_US
dc.subjectPenanganan Pandemi COVID-19en_US
dc.titleHubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Burnout Syndrome Pasca Puncak Pandemi COVID-19 Gelombang Kedua pada Tenaga Kesehatan di RSD dr. Soebandi Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record