Habitus Masyarakat di Daerah Kekeringan pada Desa Jatisari Kabupaten Situbondo
Abstract
Kekeringan merupakan salah satu masalah serius yang sering muncul ketika musim kemarau tiba.
Biasanya keadaan ini muncul pada suatu wilayah secara terus-menerus yang mengalami curah
hujan di bawah rata-rata sehingga pasokan air menjadi sedikit. Pada umumnya bencana
kekeringan tidak dapat diketahui mulainya, namun dapat dikatakan bahwa kekeringan terjadi saat
air yang ada sudah tidak lagi mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu contohnya yaitu
kekeringan yang terjadi di Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Masyarakat
Desa Jatisari ini harus berusaha keras untuk mendapatkan air yang digunakan sebagai kebutuhan
sehari-hari mereka seperti minum, memasak, mandi dan mencuci. Dalam penelitian ini,
menggunakan teori Pierre Bourdieu tentang habitus. Habitus adalah struktur mental atau kognitif
yang dengannya orang berhubungan dengan dunia sosial. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif, dengan di fokuskan pada metode pendekatan etnografi. Etnografi berfokus
pada kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama. Hasil penelitian yang diperoleh adalah
danya habitus di Desa Jatisari membuat masyarakat memiliki sifat tolong menolong yang
dibuktikan dengan adanya gotong-royong dalam membuat sumber air dan memperbaiki sumur
bor yang rusak. Kemudian adanya kerukunan terhadap tetangga ketika diperbolehkan meminjam
air, menitipkan jurigen untuk mengambilkan air dan kejujuran masyarakat ketika melakukan
transaksi air membuat hubungan yang semakin erat didalam bermasyarakat Dari adanya
kesulitan yang sama dalam mendapatkan air akibat daerah kekeringan ini,
membuat masyarakat memiliki toleransi yang tinggi untuk saling membantu agar
mempermudah aktifitas yang dilakukan sehari-harinya. Habitus dibangun dan
berlakukan oleh masyarakat sejak dahulu hingga saat ini.
.