dc.description.abstract | Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia hingga menjadi negara penghasil biji kakao terbesar peringkat ketiga di dunia. Produksi kakao yang tinggi perlu didukung dengan adanya agroindustri kakao untuk meningkatkan nilai jual dari kakao yang telah dihasilkan. Peranan agroindustri untuk menghasilkan nilai lebih dari produk pertanian yang dihasilkan dapat mendukung berkembangnya sektor pertanian suatu negara. Salah satu produk jadi hasil pengolahan kakao adalah cokelat. Agroindustri biji kakao yang banyak berkembang di Indonesia adalah bahan baku cokelat yaitu kakao paste, kakao bubuk, dan lemak kakao. Produksi bahan baku cokelat yang banyak di Indonesia memberikan peluang untuk berkembangkan agroindustri cokelat di Indonesia. PT. Kampung Coklat Blitar merupakan salah satu perusahaan agroindustri cokelat di Indonesia. Fenomena yang terjadi saat ini adalah penjualan produk cokelat di PT. Kampung Coklat Blitar mengalami penurunan akibat dari pandemik Covid-19 yang meyebabkan masyarakat mengurangi kegiatan mengunjungi tempat penjualan dan lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok. Fenomena lain yang terjadi adalah harga biji kakao yang sering berfluktuatif menyebabkan harga bahan baku cokelat meningkat. Kedua fenomena yang terjadi dapat menyebabkan kerugian untuk perusahaan dan menjadi resiko dalam investasi pada agroindustri cokelat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelayakan finansial agroindustri cokelat yang dijalankan PT. Kampung Coklat Blitar (2) tingkat sensitivitas agroindustri cokelat PT. Kampung Coklat Blitar saat terjadi penurunan penjualan dan kenaikan harga bahan baku. Penentuan daerah penelitian mengunakan purposive method atau secara sengaja yaitu PT. Kampung Coklat Blitar. Metode penelitian yang digunakan adalah analitis kuantitatif dan deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dan analisis sensitivitas saat terjadi penurunan penjulan sebesar 14,28% dan kenaikan harga bahan baku sebesar 11,75%.
Hasil yang didapat untuk analisis kelayakan finansial adalah nilai NPV sebesar Rp.3.327.431.898,00, Net B/C sebesar 1,96, Gross B/C sebesar 1,063, IRR sebesar 35,578%, PR sebesar 1,96 dan payback periode selama 2 tahun 4 bulan 8 hari. Nilai-nilai kriteria investasi yang didapat menunjukan bahwa agroindustri cokelat yang dijalankan layak secara finansial. Hasil analisis sensitivitas yang didapat adalan agroindusri cokelat saat terjadi penurunan penjualan sebesar 14,28% menghasilkan nilai NPV sebesar Rp.964.368.482,00, Net B/C sebesar 1,278, Gross B/C sebesar 1,02, IRR sebesar 16,716% , PR sebesar 1,278 dan payback periode selama 3 tahun 7 bulan 11 hari. Hasil kriteria investasi yang didapat menunjukan agroindustri cokelat layak secara finansial. Hasil analisis sensitivitas lain yang didapat saat agroindustri cokelat mengalami kenaikan harga bahan baku adalah menghasilkan nilai NPV sebesar Rp.-128.453.577,00, Net B/C sebesar 0,963, Gross B/C sebesar 0,998, IRR sebesar 6,772%, PR sebesar 0,963 dan payback periode selama 4 tahun 9 bulan 17 hari. Hasil kriteria investasi yang didapat menunjukan agroindustri cokelat tidak layak secara finansial. Keputusan yang diambil adalah agroindustri cokelat yang dijalankan tidak sensitif terhadap penurunan penjualan sebesar 14,28% dan sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku sebesar 11,75%. | en_US |