Analisis Level Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pemecahan Masalah Program Linier Berbasis LSLC (Lesson Study for Learning Community) ditinjau dari Emotional Quotient
Abstract
Pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran yang melalui proses
berpikir yang membutuhkan penalaran dan kreasi atau ide untuk memecahkan suatu
permasalahan dalam matematika. Salah satu proses berpikir yang sangat
dibutuhkan pembelajaran matematika yaitu kemampuan untuk berpikir kreatif
melalui permasalahn yang diberikan. Kemampuan berpikir kreatif merupakan
kemampuan berpikir untuk memandang sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah
menggunakan sudut pandang yang berbeda atau tidak sama dengan yang lainnya
(As’ari, 2019). Siswa harus memapu menemukan sesuatu yang lain yang berbeda
dari yang sudah diberikan sebelumnya, tetapi pada umumnya siswa hanya
menghafal rumus yang telah diberikan. Berdasarkan The Torrance Test Of Creative
Thinking (TTCT), terdapat tiga indikator untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan (Silver, 1997). Siswa
membutuhkan kreatifitas yang semakin tinggi dalam proses berpikir kreatif. Begitu
juga dengan pembelajaran matematika sangat membutuhkan kreatifitas yang tinggi
untuk memecahkan permasalahan dalam matematika. Pemecahan masalah
matematika merupakan proses menemukan solusi dari suatu persoalan matematika.
Proses pemecahan masalah matematika dapat didukung melalui suatu pembelajaran
kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa (Gunada dkk., 2019; Ningrum, 2016; Widiarta dkk., 2017).