Makna Badan Usaha dalam Undang-Undang Yayasan sebagai Tempat Penyertaan Modal
Abstract
Pasal 3 Ayat (1) Jo. Pasal 7 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Yayasan No.
28 Tahun 2004 (UU Yayasan), memberikan kesempatan kepada Yayasan untuk
melakukan kegiatan usaha untuk menunjang maksud dan tujuannya dengan cara
mendirikan badan usaha dan/atau ikut serta dalam suatu pada badan usaha.
Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk badan usaha yang
bersifat prospektif dengan ketentuan penyertaan tidak boleh lebih dari 25% (dua
puluh lima persen) dari seluruh nilai kekayaan Yayasan. Substansi terkait makna
penyertaan kekayaan Yayasan pada badan usaha lain, serta tidak adanya
klasifikasi ataupun kriteria dari badan usaha sebagaimana dinormakan dalam
Pasal 3 Jo. Pasal 7 UU Yayasan, dapat dikategorikan sebagai kekaburan norma,
sehingga akan menimbulkan multitafsir dari para pengelola Yayasan. Kekaburan
norma yang terjadi akan memunculkan suatu isu hukum ataupun permasalahan
hukum baru bagi Yayasan apabila tidak berhati-hati dalam memaknai isi dari
Pasal 3 Jo. Pasal 7 UU Yayasan. Berdasarkan hal tersebut, dalam skripsi ini
penulis merumuskan tiga rumusan masalah yaitu: Apakah makna Badan Usaha
sebagai tempat penyertaan modal bagi Yayasan?, Bagaimana kedudukan Yayasan
yang melakukan penyertaan modal pada Badan Usaha?, Bagaimana tanggung
jawab Yayasan yang melakukan penyertaan modal pada Badan Usaha?
Collections
- UT-Faculty of Law [6214]