Studi Kasus Permasalahan Stimulasi Perkembangan pada Anak dengan Indikasi Keterlambatan Perkembangan Usia 4-5 Tahun di Dusun Sukopuro Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang
Abstract
Stimulasi adalah kegiatan yang merangsang kemampuan dasar anak untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang sesuai dengan aspek
perkembangan anak. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi sejak dini. Anak
yang mendapatkan stimulasi dari lingkungan dalam maupun luar akan membuat
anak semakin lebih cepat dalam berkembang daripada anak yang kurang atau
bahkan tidak mendapatkan stimulasi apapun. Kemampuan dasar yang
dirangsang dengan stimulasi adalah kemampuan fisik motorik, kemampuan
bahasa, dan kemampuan sosial-emosinya.
Dari observasi awal yang dilakukan di Dusun Sukopuro Kabupaten
Jombang pada hari kamis, 04 Juni 2020, terdapat permasalahan tumbuh
kembang di mana seorang anak berusia 4-5 tahun terindikasi mengalami
keterlambatan tumbuh kembang. Di usianya tersebut, anak belum mampu
mewarnai gambar dengan rapi, menirukan gerakan hewan, kurang percaya diri
saat meminta sesuatu kepada orang lain serta berbicara dengan terpatah-patah.
Ibu dari anak tersebut cenderung membatasi kegiatan anak dalam bersosialisasi
dengan lingkungan. Orang tua juga tidak membatasi waktu untuk bermain HP,
kurang memberikan pengertian pada anak, tidak mendampingi belajar dan saat
berbicara dengan anak cenderung menggunakan nada tinggi. Hal-hal tersebut
mengindikasikan adanya permasalahan stimulasi tumbuh kembang yang dialami
oleh anak tersebut.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
permasalahan stimulasi perkembangan pada anak dengan indikasi keterlambatan
perkembangan usia 4-5 tahun di Dusun Sukopuro Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang? Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif, yang dilakukan di Dusun
Sukopuro Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang dari bulan SeptemberNovember 2020. Sumber data diperoleh dari informan yaitu anak, orang tua dan
saudara. Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi (catatan
lapangan), wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang
digunakan melalui empat tahapan yaitu proses pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian di Dusun Sukopuro Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang, tentang permasalahan stimulasi perkembangan pada anak
dengan indikasi keterlambatan perkembangan usia 4-5 tahun, menunjukkan
bahwa permasalahan stimulasi perkembangan yang dialami oleh anak tersebut
utamanya adalah kurangnya stimulasi dari orangtua, baik stimulasi pada
kemampuan fisik motorik, bahasa, sosial emosional yang terjadi karena
kurangnya interaksi orangtua dengan anak serta pembatasan interaksi sosial anak
dengan lingkungan di luar rumah. Permasalahan stimulasi tersebut kurang
mendukung capaian perkembangan yang optimal dari anak tersebut.
Berdasarkan identifikasi menggunakan instrumen Kusieoner Pra-Skrining
Perkembangan (KPSP), anak tersebut tergolong dalam kategori Meragukan, di
mana terdapat beberapa aspek gerak motorik kasar, motorik halus dan
kemampuan berbicara yang belum dikuasai anak. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2014, kategori Meragukan umumnya
disebabkan oleh kurangnya stimulasi.
Saran yang dapat diberikan kepada orang tua, bahwa perlu adanya
pengetahuan dan pemahaman mengenai stimulasi perkembangan yang diberikan
orang tua kepada anak, agar dapat meningkatkan aspek-aspek perkembangan
anak sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak di
kelompok usianya. Hal ini penting dilakukan karena waktu anak lebih banyak
dihabiskan di rumah daripada di sekolah dan anak sebenarnya menunjukkan
kemajuan manakala diberikan stimulasi yang kontinyu.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
PERBEDAAN PERKEMBANGAN ANAK BATITA PERBEDAAN PERKEMBANGAN ANAK BATITA PERBEDAAN PERKEMBANGAN ANAK BATITA DAN ATERM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER DAN ATERM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER DAN ATERM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALISAT KABUPATEN JEMBER
Siti Nur Cholisoh (2014-01-29)Kelahiran prematur masih menjadi masalah nasional karena angka kejadian di Indonesia masih diatas 10%. Berdasarkan profil kesehatan RI tahun 2008 jumlah kejadian prematur tertinggi di Indonesia adalah propinsi Papua ... -
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kesehatan Bank Mandiri dengan menggunakan metode CAMELS pada tahun 2003-2010 dan untuk menganalisis perkembangan kinerja keuangan Bank Mandiri antara tahun 2003-2010. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan analisis rasio CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk) untuk menganalisis laporan tahunan (Annual Report) periode 2003-2010. Analisis data yang digunakan adalah deskripsi yang menggambarkan hasil analisis CAMELS. Berdasarkan hasil analisis kesehatan bank dengan metode CAMELS (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, and Sensitivity to Market Risk), dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Mandiri, Tbk mendapat predikat sehat, baik untuk tahun 2003 sampai dengan tahun 2010. Tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMELS (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, and Sensitivity to Market Risk), dijelaskan bahwa Tingkat Kesehatan (TKS) PT. Bank Mandiri, Tbk dalam kurun waktu 8 tahun tahun terakhir yaitu tahun 2003-2010 mendapat predikat sehat. Meskipun selama 8 tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan diakibatkan oleh kondisi ekonomi dan kondisi makro perbankan tetapi tetap dikategorikan bank yang sehat selama 8 tahun periode. Penilaian kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk dalam kurun waktu 8 tahun tahun terakhir yaitu tahun 20032010 mengalami perkembangan yang fluktuatif sehingga mengalami penilaian kinerja yang dikatakan naik turun selama periode penelitian. Meskipun demikian perkembangan yang fluktuatif tersebut dinilai baik karena tiap tahun masih berada dalam kondisi yang “sehat” kecuali pada tahun 2005 yang berada dalam kondisi “cukup sehat”.
AINUN SAFITRI FARLIYASARI (2014-01-22)Dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan kerja sama dari berbagai pihak. Pendidikan Informal merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa. Pendidikan Informal tersebut ... -
korelasi tata jenjang (Spearman) dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17 dan software Microsoft Excel 2013. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tingkat Korelasi Antara Penggunan Alat Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini di Kelompok Bermain AISYIYAH sebesar 0.921 sebagai rhitung. Nilai ini lebih besar dari rtabel untuk N=12 responden dengan tingkat kepercayaan 95% sebesar 0.591, sehingga hasil yang diperoleh signifikan yaitu hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Sedangkan hasil hubungan tinggi yang diperoleh dalam penelitian ini pada penggunaan alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus, yaitu sebesar 0.955 yang terdapat pada indilator mencocokkan, kemudian pada indikator menyusun memperoleh hubungan tinggi sebesar 0,930. Pada indikator penggunaan alat permainan edukatif memperoleh hubungan tinggi sebesar 0.938, yang terdapat pada aspek puzzle, kemudian aspek balok memperoleh hubungan tinggi sebesar 0.945. Dari hasil analisis data, maka didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan alat permainan edukatif memiliki peranan sangat penting bagi tumbuh kembangnya motorik halus anak usia dini di KB AISYIYAH Kecamatan Rambipuji Kabupaten jember. Temuan tersebut telah dibuktikan pada tingkat hubungan tinggi, yaitu sebesar 0.921 yang sebagai rhitung. Selanjutnya, peneliti menyarankan kepada orang tua harus mengawasi dan membimbing tindakan anak baik dalam belajar maupun bermain; sumber daya yang berkualitas akan menunjang maju dan berkembang, senantiasa melakukan evaluasi secara berkala terhadap proses kegiatan belajar dan bermain di lembaga KB AISYIYAH; mengambil point-point penting dari hasil penelitian, yang dapat dimanfaatkan bagi keperluan penelitian, menambah wawasan tentang permainan bagi anak usia dini; Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut sehubungan dengan penggunaan alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus anak usia dini, mengingat pada usia tersebut, anak memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang.
Utama, Ardansyah Panji (2016-01-13)Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulasi pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan ...