Implementasi Forward Chaining dan Dempster Shafer dalam Sistem Pakar Tunagrahita (Studi Kasus: Sekolah Luar Biasa Negeri Patrang)
Abstract
Implementasi Metode Forward ChainingDan Dempster ShaferDalam Sistem Pakar Diagnosa AnakTunagrahita (Studi Kasus: Sekolah Luar Biasa NegeriPatrang); Musrifatul Lailiyah, 172410103023; 96halaman, Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember.Tunagrahita merupakan asal dari kata tuna yang berarti ‘merugi’ sedangkan grahita yang berarti ‘pikiran’. Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (MentalRetardation) yang artinya terbelakang mental. Anak tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi dibawah intelegensi normal. AmericanAsociationonMentalDeficiencymendefinisikanTunagrahitasebagaisuatu kelainan yang fungsi intelektual umumnya di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah (Yosiani, 2014). Tunagrahita memiliki jenis tingkatan gangguan diantaranya tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunagrahita berat dan tunagrahita sangat berat.Mendiagnosa tingkatan gangguan tunagrahita pada seorang anak tentunya bukan hal yang mudah karena harus mempelajari tingkah laku pada anak. Kesulitan dalam mendiganosa tunagrahita yaitu karena terdapat jenis tingkatan yang berbeda dan memiliki gejala yang dialami sama.Pemanfaatan teknologi untuk proses diagnosis merupakan salah satu cara efektif yang dapat digunakan untuk membantu masyarat dalam mendiagnosis secara mandiri jenis tingkatan yang dialami penderita. Teknologi yang digunakan adalah sistem pakar. Sistem pakar dapat memberikan informasi berupa kesimpulan jenis tingkatan tunagrahita yang dialami. Untuk menjadikan sistem pakar bekerja dengan efektif, maka diperlukan metode pengambilan keputusan. Metode yang digunakan untuk menentukan jenis tingkatan tunagrahita adalah metode Forward Chaining dan Dempster Shafer