Aplikasi Pupuk Hayati (Biofertilizer) dan Pupuk ZA Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
Abstract
Buncis menjadi salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi
masyarakat Indonesia. Umumnya buncis dikonsumsi dalam bentuk polong segar,
biji kering, kecambah, maupun daun mudanya. Pada tahun 2016 hingga 2018,
produksi buncis nasional mengalami fluktuasi. Tahun 2016 terjadi penurunan dari
26.076 ton menjadi 25.084 ton dan pada tahun 2018 naik menjadi 25.965 ton.
Penyebab menurunnya produksi adalah keterbatasan lahan yang kondisinya tidak
sesuai dengan lingkungan tumbuh buncis akibat penggunaan pupuk anorganik
secara massif. Penggunaan pupuk buatan (anorganik) secara terus menerus dapat
menipiskan ketersedian unsur-unsur mikro yang ada didalam tanah. Kombinasi
pemberian pupuk anorganik dan pupuk hayati dinilai mampu mendukung tingkat
produktivias tanaman Buncis. Pupuk hayati juga mampu menghemat penggunaan
pupuk kimia sebesar 50-60%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk
hayati bioboost dan pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Buncis.
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2020 di lahan
sawah Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk. Percobaan
dilakukan secara faktorial dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama pemberian konsentrasi Bioboost terdiri dari 3 taraf yaitu B0: kontrol (tanpa Bio-Boost), B1: 20 ml Bioboost/L air, B2: 40 ml Bio-boost/L air dan faktor kedua pemberian dosis pupuk
ZA terdiri dari 3 taraf yaitu Z0: kontrol (tanpa pupuk ZA) , Z1: 7,5 gr/tan, Z2: 15
gr/tan. Adapun variabel yang diamati meliputi : tinggi tanaman, panjang akar,
volume akar, berat kering tanaman, berat basah tanaman, total polong per
perlakuan, dan berat polong. Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya
dilakukan analisis menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh
yang nyata diantara perlakuan, maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji jarak
berganda Duncan pada taraf 5 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Interaksi konsentrasi pupuk
hayati Bioboost dan dosis pupuk ZA menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada
semua variabel pengamatan, kecuali pada variabel panjang akar dan volume akar
tanaman. Kombinasi terbaik pada panjang akar buncis pada perlakuan B2Z1
(Bioboost 40ml/l dan ZA 7,5 g/tan) dan kombinasi terbaik pada volume akar
buncis pada perlakuan B1Z2 (Bioboost 20 ml/l dan ZA 15 g/tan). (2) Konsentrasi
pupuk hayati Bioboostr (B) menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada semua
variabel pengamatan, kecuali pada variabel panjang akar dan volume akar
tanaman. (3) Dosis pupuk ZA (Z1) menunjukkan hasil berbeda tidak nyata pada
semua variabel pengamatan, kecuali pada variabel panjang akar dan volume akar
tanaman.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4325]