dc.description.abstract | Hama burung mengakibatkan bulir padi mengering, biji hampa dan biji hilang. Pengendalian dilakukan petani selama ini masih tradisional seperti tepukan tangan, bersorak-sorak dan bunyi terompet. Gelombang ultrasonik bisa untuk menolak burung hal ini karena burung memiliki sensitivitas pendengaran 10 kali lebih sensitif dibanding manusia. Tingkat tekanan bunyi tertentu akan menyentuh ambang sakit pendengaran burung sehingga membuatnya tidak nyaman. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial. Perlakuan terdiri dari frekuensi gelombang ultrasonik 20 kHz, 30 kHz, 40 kHz, dan kontrol. Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga didapatkan 16 satuan percobaan. Variabel pengamatan yakni daya repellent, intensitas serangan dan produksi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam ANOVA. Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilakukan uji DMRT 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa Penggunaan alat gelombang ultrasonik berpengaruh terhadap hama burung dimana P1 (20 kHz) memiliki daya repellent tertinggi sebesar 40,265% termasuk tingkat repelensi sedang, serta intensitas serangan lebih rendah sebesar 14,825%. dan produksi lebih tinggi sebesar 4,126 ton/Ha. | en_US |