Show simple item record

dc.contributor.authorRACHMAWATI, Rini
dc.date.accessioned2022-04-07T06:34:07Z
dc.date.available2022-04-07T06:34:07Z
dc.date.issued2022-01-27
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/106251
dc.description.abstractPerusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan dan menuntut para pengelola untuk memiliki kemampuan dan kecakapan dalam menghadapi berbagai masalah. Salah satu tujuan utama didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mencari keuntungan dengan memperoleh laba yang optimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Dewasa ini berbagai perusahaan berkembang sangat pesat dan membuat tingkat persaingan menjadi semakin ketat, demikian pula yang terjadi pada perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Menurut Purnamasari dan Kristiastuti (2018), kondisi persaingan di sektor telekomunikasi saat ini dinilai kurang sehat dan membahayakan. Kondisi tersebut menjadikan perusahaan perlu melakukan investasi yang berdampak pula pada keuangan perusahaan yang membuka peluang untuk memperoleh keuntungan melalui optimalisasi penggunaan modal untuk menjaga kesulitan keuangannya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan mengalami kebangkrutan dimana pada suatu perusahaan kebangkrutan ditandai dengan kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Hery (2016:33) financial distress merupakan suatu keadaan dimana sebuah perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, tidak dapat menututupi total biaya serta mengalami kerugian. Menurut Damodaran (1997) dalam Lestasi (2020) faktor-faktor penyebab financial distress antara lain yaitu kesulitan arus kas yaitu terjadi ketika pendapatan perusahaan dari hasil kegiatan operasi tidak cukup untuk menutupi beban-beban yang timbul atas aktivitas operasi perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematif, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari dokumentasi data yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia yaitu berupa Laporan Keuangan Tahunan (Annual Report) perusahaan-perusahaan telekomunikasi pada periode 2015-2020. Metode analisa penelitian ini menggunakan Altman Z-Score Modifikasi. Hasil penelitian yang ditelah dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 20% berada pada safe zone yang diperoleh dari perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk selama 6 tahun berturut-turut (2015-2020). Sebanyak 3% berada pada grey zone yang merupakan perusahaan PT Indosat Tbk pada tahun 2017 dan 77% berada pada distress zone yang merupakan seluruh perusahaan yang terdiri dari perusahaan PT Bakrie Telecom Tbk, PT Indosat Tbk (kecuali di tahun 2017), PT Smartfren Telecom Tbk dan PT Excel Axiata Tbk.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Nurhayati, M.M. Dr. Intan Nurul Awwaliyah S.E.,M.Sc.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ekonomi dan Bisnisen_US
dc.subjectAltman Z-Score Modifikasien_US
dc.subjectFinancial Distressen_US
dc.subjectLaporan Keuanganen_US
dc.subjectTelekomunikasien_US
dc.titlePrediksi Kecenderungan Financial Distress Perusahaan Telekomunikasi di Indonesiaen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record