Analisis Risiko Supply Chain PT. Mitratani Dua Tujuh Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy-FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP)
Abstract
Agroindustri merupakan sektor yang membentuk output paling besar di Jawa Timur yaitu sebesar Rp 806.583751 (Cahyaningsi, 2019). Sektor agroindustri menciptakan banyak arus rantai pasok karena agroindustri merupakan penyedia input/bahan baku yang dibutuhkan oleh industri lain sehingga keterkaitanya dengan sektor bisnis lain cukup kuat (Cahyaningsi, 2019). PT. Mitratani Dua Tujuh merupakan perusahaan agroindustri yang bergerak pada produksi sayuran beku khususnya edamame. Perusahaan sangat bergantung kepada supllier untuk memenuhi kebutuhan bahan penunjang. Selain itu, 85% hasil produksi perusahaan diekspor ke Jepang sedangkan sisanya diekspor ke negara lain, dan juga dipasarkan di dalam negeri. Permasalahan utama pada supply chain perusahaan adalah ketidakpastian cuaca dan order. Oleh karena itu, sangat jelas dibutuhkannya manajemen risiko pada rantai pasok edamame pada PT. Mitratani Dua Tujuh. Untuk melakukannya, dilakukukan identifikasi risiko sekaligus memprioritakan risiko yang teridentifikasi dengan metode Fuzzy-FMEA. Berdasarkan perhitungan dengan metode tersebut ditemukan sebanyak 33 risiko dan 4 risiko yang menjadi prioritas. Dari 4 risiko prioritas yang ada, dilakukan pengolahan lanjutan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan alternatif strategi mitigasi terbaik yang dapat diterapkan di perusahaan.