dc.description.abstract | Ketahanan pangan telah menjadi perhatian berbagai negara di tingkat dunia dan dibahas dalam dokumen Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs). Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah keadaan suatu negara dapat menyediakan pangan bagi perorangan, yang tidak bertentangan dengan keyakinan, agama, dan budaya serta menuju kehidupan yang sehat, aktif, dan produktif.
Ketidakstabilan pangan atau kerawanan pangan dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah bencana alam. Bencana alam dapat menjadi penghambat kegiatan terutama bagi petani sebagai penyedia pangan, karena lahan pertanian tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah daratan di Indonesia dengan luas wilayah 3.293,34 kilometer persegi, terdiri dari 31 kecamatan dan 248 desa. Tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah Kabupaten Jember juga berpotensi menjadi wilayah yang terkena dampak faktor sosial, ekonomi dan ancaman non konvensional (yang tidak jarang terjadi), terutama ketahanan pangan akibat banyaknya bencana alam yang terjadi di tahun 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan (Clustering) Kecamatan di Kabupaten Jember berdasarkan tingkat ketahanan pangan akibat bencana alam yang terjadi pada tahun 2020, dengan menggunakan algoritma datamining K-Means Clustering. K-Means Clustering memiliki kelemahan dalam menentukan jumlah Cluster (k) yang optimal untuk suatu pengelompokan. Oleh karena itu, perlu ditambahkan satu metode untuk menentukan jumlah cluster (k) yang optimal, yaitu metode Elbow. Jumlah cluster (k) yang akan diuji pada metode Elbow. Jumlah Cluster (k) = 1 sampai 10. | en_US |