dc.description.abstract | Status gizi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pola asuh.
Berdasarkan operasi timbang bulan Februari 2014 prevalensi balita kurus dan sangat
kurus Desa Kemiren tertinggi ke empat dari sepuluh desa di Kecamatan Glagah, dan
pada operasi timbang bulan Agustus 2014 prevalensi tertinggi ke dua, yaitu sebesar
2,94%. Berdasarkan studi pendahuluan, masih terdapat pola asuh gizi yang kurang baik,
yaitu memberikan makanan selain ASI sebelum usia 6 bulan dan makanan tidak
beragam. Selain permasalahan gizi, hal lain yang mendasari adalah faktor budaya di
Desa Kemiren, yaitu pantangan makanan. Masih ada anggapan orang tua bahwa bayi
tidak boleh diberikan pisang mas karena nantinya akan sulit dalam berbicara. Tujuan
penelitian untuk untuk mengidentifikasi praktik pola asuh dan status gizi anak balita usia
6-24 bulan di masyarakat Suku Using Desa Kemiren. Jenis penelitian adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah total populasi
sebanyak 35 anak balita usia 6-24 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar pola asuh gizi dalam kategori kurang, pola asuh perawatan kesehatan kategori
baik, mayoritas anak balita berstatus gizi normal. | en_US |