dc.description.abstract | Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman hortikultura dengan nilai ekonomis yang tinggi. Pada 2017 di Jawa Timur mengalami penurunan produksi sebesar 3,80%. Kecenderungan penurunan disebabkan kualitas benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan kualitas benih buncis kode BU010 pada berbagai ketinggian tempat yang berbeda serta mengetahui hubungan antara ketinggian terhadap produktivitas dan kualitas. Penelitian dilakukan di 3 ketinggian tempat yaitu Desa Pucanganom (395 mdpl), Desa Tlogosari (590 mdpl) dan Desa Sumberwringin (740 mdpl) di Kabupaten Bondowoso. Penelitian menggunakan percobaan lapang yang tidak dilakukan pengacakan dan faktor yang diteliti berupa ketinggian tempat. Masing-masing lokasi diambil sebanyak 5 titik sampel sehingga terdapat 15 data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis mengunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan analisis korelasi dengan variabel bebas berupa ketinggian tempat. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan ketinggian tempat memberikan perbedaan terhadap produktivitas yaitu pada variabel bobot per m2 . Ketinggian tempat memberikan perbedaan pada kualitas benih yaitu pada variabel bobot 100 benih, vigor dan viabilitas benih yang dihasilkan. Ketinggian 590 mdpl dapat direkomendasikan sebagai pengembangan buncis kode BU010 dengan produktivitas tertinggi yang digambarkan oleh bobot per m2 yaitu 7,91 ton/ha. Kualitas benih pada ketinggian 590 mdpl memiliki bobot 100 benih paling berat, vigor 96%, viabilitas benih 98%. Hubungan antara ketinggian tempat dengan faktor produktivitas dan kualitas benih sangat rendah hingga sedang. Nilai korelaasi berkisar 0,12-0,44. Sementara hubungan antara variabel ketinggian tempat terhadap kadar N- total, curah hujan dan suhu adalah sangat kuat. Ketinggian tempat tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas dan kualitas benih, hanya saja bobot 100 benih memiliki nilai korelasi positif sedang yaitu 0,4. | en_US |