dc.description.abstract | Gangguan konsentrasi pada pekerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja akibat dari
menurunnya kemampuan memusatkan perhatian ketika bekerja. Angka kecelakaan
kerja tiap tahun diperkirakan mencapai 250 juta dengan 1,2 juta orang meninggal dunia.
Salah satu penyebab gangguan konsentrasi pekerja adalah faktor fisik berupa
kebisingan. Kebisingan dengan intensitas tinggi salah satunya terdapat pada lingkungan
industri pemotongan kayu di Kecamatan Arjasa, Jember. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh kebisingan terhadap tingkat konsentrasi pada pekerja
pemotongan kayu di Kecamatan Arjasa, Jember.Penelitian ini berjenis analitik
observasional dengan studi cross sectional. Responden penelitian berjumlah 32 orang
yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran kebisingan
menggunakan alat sound level meter. Pengukuran tingkat konsentrasi menggunakan
Trail Making Test (TMT) A dan B. Pengukuran tingkat konsentrasi dilakukan pada saat
responden telah bekerja selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden berusia antara 25-28 tahun (28,1 %) dan telah bekerja kurang dari sama
dengan 2 tahun (53,1%). Rerata intensitas kebisingan area pemotongan kayu sebesar
97,5 dB(A) dan area bongkar muat sebesar 76,2 dB(A). Rerata Intensitas kebisingan area
pemotongan kayu melebihi nilai ambang batas kebisingan. Tingkat konsentrasi pekerja
pada area pemotongan kayu lebih rendah daripada pekerja area bongkar muat. Hasil
analisis data menggunakan independet t tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rerata skor TMT B:TMT A antara responden yang bekerja dalam lingkungan bising dan
tidak bising.Terdapat pengaruh kebisingan terhadap tingkat konsentrasi pada pekerja
pemotongan kayu di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. | en_US |