dc.contributor.author | PRAJNAWITA, Disny | |
dc.contributor.author | MOELYANINGRUM, Anita Dewi | |
dc.contributor.author | NINGRUM, Prehatin Trirahayu | |
dc.date.accessioned | 2021-07-15T04:27:02Z | |
dc.date.available | 2021-07-15T04:27:02Z | |
dc.date.issued | 2020-05-30 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/104944 | |
dc.description.abstract | Tempat pemrosesan akhir sampah yang kurang sanitair dapat berfungsi sebagai
tempat perkembangbiakan vektor lalat. Dilakukan pengukuran perbedaan tingkat kepadatan lalat
di Tempat pemrosesan akhir sampah akhir sampah di kabupaten Jember. Metode: Merupakan
penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional design. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kavling aktif dan kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran yaitu berjumlah
4 kavling, yaitu 2 kavling di TPAS Pakusari (Kavling 2 dan 3,4) dan 2 Kavling di TPAS Ambulu
(kavling 2 dan 3). Pengukuran dilakukan dengan fly grill pada 9 titik disetiap kavling untuk
dilanjutkan dengan identifikasi jenis lalat. Dilakukan wawancara pada 68 Kepala Keluarga yang
tinggal disekitar terkait gangguan yang disebabkan keberadaan lalat. Hasil dan Pembahasan:
Sistem pengolahan sampah di Pakusari menggunakan system control landfill, sedangkan di Ambulu
menggunakan system open dumping. Namun pada saat pengukuran kepadatan lalat yaitu September
2019, TPAS Pakusari menerapkan system open dumping karena beberapa peralatan rusak. Tingkat
kepadatan lalat di kedua TPAS termasuk kategori sangat tinggi. Tingkat kepadatan tertinggi di
TPAS Pakusari pada kavling 2 dan 3,4 adalah 44,4 ekor per 30 detik (titik 1) dan 42,4 ekor per
30 detik (titik 1). Sedangkan di Ambulu kepadatan tertinggi di kavling 2 dan 3 adalah 34 ekor per
30 detik (titik 6) dan 31,4 ekor perdetik (1). Terdapat perbedaan signifikan tingkat kepadatan lalat
antara TPAS Pakusari dan Ambulu (p=0,000). Jenis lalat sebagian besar (81%) adalah lalat rumah
(Musca Domestica). Gangguan yang dirasakan penduduk sekitar adalah gangguan pandangan,
pnyebab diare dan typus. Kesimpulan: Metode Sanitary landfill perlu diimplementasikan | en_US |
dc.language.iso | Ind | en_US |
dc.publisher | Jurnal Kesehatan Lingkungan | en_US |
dc.subject | kepadatan lalat | en_US |
dc.subject | tempat pembuangan akhir sampah | en_US |
dc.subject | control landfill | en_US |
dc.subject | open dumping | en_US |
dc.title | Analisis Tingkat Kepadatan Lalat Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kabupaten Jember, Indonesia (Studi Di TPAS Pakusari Dan Ambulu) | en_US |
dc.type | Article | en_US |
dc.identifier.kodeprodi | KODEPRODI2110101#Kesehatan Masyarakat | |
dc.identifier.nidn | NIDN0020118101 | |
dc.identifier.nidn | NIDN0015058503 | |