Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Metode Fermentasi Anaerob sebagai Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair untuk Mendukung Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.)
Abstract
Industri tahu merupakan salah satu industri pengolahan pangan dengan bahan dasar kacang kedelai yang menghasilkan sumber protein. Keberadaan industri tahu menyebabkan adanya limbah hasil pengolahan kedelai yang berupa limbah cair. Limbah cair tahu yang dihasilkan dari 1 kg bahan baku kedelai rata-rata sebanyak 43,4 liter. Pembuangan limbah cair industri tahu keperairan tanpa adanya proses pengolahan dapat menimbulkan pencemaran. Hal ini dikarenakan adanya polutan organik yang terkandung didalam limbah cair tahu. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan pengolahan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair menggunakan metode fermentasi anaerob dikarenakan adanya kandungan unsur hara yang terdapat dalam limbah cair tahu, sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman. Salah satu tanaman yang digunakan sebagai tanaman uji terhadap pemberian pupuk organik limbah cair tahu yakni tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) yang memiliki nilai ekonomis.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh proses pengolahan limbah cair tahu menggunakan metode fermentasi anaerob terhadap kualitas POC serta untuk mengetahui dosis pupuk organik limbah cair tahu yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan di green house menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu pemberian berbagai dosis pupuk yang terdiri dari 0 ml/tanaman (P0), 70 ml/tanaman (P1), 140 ml/tanaman (P2), 210 ml/tanaman (P3), dan 280 ml/tanaman (P4). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunaka Analysis of Variance (ANOVA), hasil F-hitung signifikan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf kepercayaan 5%.
viii
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengolahan limbah cair tahu dengan metode fermentasi anaerob belum efektif untuk meningkatkan kualitas POC sesuai standar yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019. Hal ini dikarenakan POC limbah cair tahu memiliki C/N rasio <10 dan C-Organik <10%. Pemberian pupuk organik limbah cair tahu berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Namun, pemberian POC limbah cair tahu tidak berpengaruh nyata pada variabel panjang akar. Perlakuan dosis 140 ml/tanaman POC limbah cair tahu (P2) memberikan rata-rata hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan dosis lainya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]