Perbedaan Keterampilan Scientific Reasoning Siswa Sma Dalam Pembelajaran Fisika Dengan Model Inkuiri Ditinjau Berdasarkan Level Inkuiri
Abstract
Salah satu dari literasi sains yang digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia di abad 21 ini yaitu keterampilan penalaran ilmiah (scientific reasoning). Penalaran ilmiah merupakan suatu perangkat keterampilan yang diperlukan bagi para siswa untuk melakukan suatu penyelidikan ilmiah. Keterampilan penalaran ilmiah masih belum mendapatkan perhatian yang banyak dari para guru. Inkuiri terbimbing menuntut siswa untuk merencanakan penelitian dan mengumpulkan data secara mandiri. Sedangkan inkuiri terbuka siswa diberikan kesempatan untuk bertindak seperti ilmuwan, mengajukan pertanyaan, serta merancang prosedur secara mandiri.
Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran inkuiri, umumnya inkuiri yang digunakan pada sekolah tersebut yaitu inkuiri testruktur. Hasil wawancara antara guru dan siswa menunjukan bahwa siswa tergolong masih kesulitan dalam menghubungkan teori dengan hasil penyelidikan sehingga keterampilan scientific reasoning siswa masih tergolong rendah. Sehingga dicoba dengan menaikan level inkuiri menjadi inkuiri terbimbing untuk mengetahui keterampilan scientific reasoning siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini menggunakan pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah (a) Mengetahui keterampilan Scientific Reasoning siswa SMA dalam pembelajaran fisika dengan model inkuiri terbimbing (b) Mengetahui keterampilan Scientific Reasoning siswa SMA dalam pembelajaran fisika dengan model inkuiri terstruktur (c) Mengkaji perbedaan keterampilan Scientific Reasoning siswa yang menggunakan model inkuiri terstruktur dengan model inkuiri terbimbing.